Sementara persiapan pernikahan pangeran Len dan jenderal khai masih sering digalakkan, tanggal pernikahan dan pengangkatan jabatan telah ditentukan setelah pergantian musim dan berganti bulan baru sementara sang kanselir yang sudah terbaring di ranjangnya selama beberapa bulan terakhir tak kunjung memberikan kabar baik.
Hari hari berjalan seperti yang seharusnya, menjadi seorang putri dan hanya sesekali menyambangi lapangan merah untuk menunggang kuda, Lucy bertahan dimansion hanya untuk menunggu sebuah kepastian, untuk kali ini ia diingkari lagi. Sejujurnya ia jelas mengkhawatirkan itu, namun apa daya mansion terlalu sibuk untuk dikunjungi apalagi dengan sikapnya terkahir kali saat menemui pangeran waktu itu.
Untuk menghabiskan hari, Lucy hanya menerima kegiatannya sebagai putri pada umumnya, ia dekat dengan beberapa maid dan mulai belajar membuat beberapa masakan dan sering menghabiskan waktu untuk membaca buku di halaman belakang.
Diantara gesekan Alang Alang dan bunga tulip, suara injakan rumput juga terdengar dan semakin mendekat, Lucy tak menghiraukan dan memilih tak memalingkan mata. Seseorang itu berdiri tepat dibelakang tubuhnya menghalangi cahaya matahari yang menimpa buku yang dibacanya.
“Kau tidak pergi?”
Gadis itu tak menghiraukan, daripada memikirkan hal yang menurutnya tak bermanfaat lebih baik ia menjadi seperti ini dan tak melakukan apa apa dibandingkan menghadiri acara yang lagi lagi menjadi ajang perjodohan para petinggi yang ingin memperluas wilayah kerja sama
Bialng saja, di detik ini ia melewatkan kereta kuda yang seharusnya mengantarnya ke acara ulang tahun salah satu anak penasehat kanselir.
Kemudian bayangan dari paman Miles itu pergi dan sang pemilik bayangan mengambil duduk lebih dekat disamping sang keponakan agar lebih nyaman.“Apa kau tak suka gaunnya? Atau kau sedang bertengkar dengan putri mahkota Edel lagi?” tanyanya lagi yang kemudian masih tak dihiraukan, apakah tak sopan? Lucy ketika itu hanya terlarut dalam pikiranya sendiri dan menduga duga tentang apa yang sebenarnya terjadi.
“sayang sekali putri paman satu satunya ini"
Buku tebal bersampul coklat itu ditutupnya sedikit keras, sambil menghembuskan nafas jengah – Lucy mengalihkan pandanganya kepada sang pria paruh baya yang tersenyum samar. Tentu saja satu satunya.
“Apakah anda merasa berkecil hati jika ternyata putri Edel bisa saya bawa kembali dan saya tak lagi dijodohkan dengan jenderal Khai?” pertanyaan yang lebih menjerumus ke pernyataan itu nampaknya sengaja ditusukkan tepat mengenai maksut tujuan laki laki itu untuk mengajak berbincang.
Selebihnya, paman Miles mengangguk kecil lalu menyapu nyapu lututnya yang tak kotor sambil menjawab dengan nyaman, “Keputusan untuk membuatmu menggantikan putri Edel waktu itu hanya keputusan cadangan seandainya putri Edel tak kembali, jika semuanya telah kembali seperti di rencana awal, maka itu sudah bukan menjadi hak kita lagi”
KAMU SEDANG MEMBACA
Began;Intro ✔️
Historical Fiction1800s ft. Lee Chaeryeong - itzy "aku?" "Ayo tinggal disini denganku" tawarnya santai. "Untuk?" "Untuk.." Netranya kelimpungan mungkin keduanya sama sama ingin mengatakan hal yang sama namun begitu sulit saat degupan jantung tak beraturan membuat sek...