XVII.

18 8 1
                                    

Ditemani sepotong pie raspberry dan lentera yang berpendar kekuningan sebagai pencahayaan ruang kerja, Lucy malam ini sedikit khawatir akan kekasihnya yang tak kunjung mengirimkan surat balasan atas surat pamitnya sepuluh hari yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ditemani sepotong pie raspberry dan lentera yang berpendar kekuningan sebagai pencahayaan ruang kerja, Lucy malam ini sedikit khawatir akan kekasihnya yang tak kunjung mengirimkan surat balasan atas surat pamitnya sepuluh hari yang lalu.

Apakah dia marah? Padahal di waktu yang sebelumnya keduanya sering telat mengirim dan menerima surat oleh banyak alasan termasuk elang kesayangan mereka yang sering terlambat membawa surat. Namun kali ini entah kenapa perasaanya sedikit tidak enak, ia tentu merasa bersalah atas perginya yang tanpa meminta izin dan berpamitan secara langsung.

Maka dari itu, surat kedua telah selesai dituliskan Lucy malam ini dengan menyampingkan pekerjaan yang sedang menunggunya di tumpukan buku besar.

Sepenggal kalimatnya bertuliskan..

Apa ada yang salah? Kau tidak marah kan? Ben balas aku jika kau membaca surat ini, karena demi apapun aku khawatir dengan keadaan mu saat ini. Aku benar benar meminta maaf, jangan membuatku kebingungan. Aku berjanji, tidka akan lama dan ayo kita pergi ke festival danau nya bersama sama

Ia tulis dengan hati terbuka sejujur jujurnya, ia tak ada keinginan menutupi apapun lagi untuk orang yang dikasihinya. Biasanya surat yang mereka kirimkan menggunakan elang masing masing terlebih milik Ben karena surat seringkali diawali oleh laki laki itu untuk Lucy sejak tahun lalu.

Itulah mengapa malam ini rasanya ia akan mati saja karena sangat khawatir akan kekasihnya yang tak jua membalas suratnya. Biasanya tak seperti ini, biasanya Ben selalu memaafkannya lalu membicarakannya, biasanya dalam keadaan apapun Ben juga akan selalu membalas suratnya. Entahlah, pikir nya sudah sangat kalut namun ia tak bisa apa apa karena semua tugas masih membelenggunya tak bisa di tinggalkan. Benar benar tertekan karena merindukan Ben.

Namun malam ini, hari ini ketika elang milik Ben tidak, atau belum menampakan paruhnya Lucy mengirimkan elang khusus untuk mengirimkan surat kedua kali ini dan meninggalkan elang hadiah pemimpin einsatzgruppen tetap di rumah untuk membantunya dalam menjalankan tugas.

Setelah melepas elang kesayangannya mengudara untuk sang terkasih di provinsi sebelah, Lucy kembali lagi pada buku besarnya yang berisi banyak catatan penting serta mengolah kembali bukti bukti yang diperolehnya dan diperoleh violet untuk menentukan langkah apalagi yang akan mereka ambil esok hari.

Sejujurnya Lucy tak habis pikir, violet terlalu cekatan untuk seukuran gadis berwajah polos yang tak sedikitpun terlihat jiwa prajurit didalam parasnya. Gadis itu dengan bangga menyerahkan setumpuk dokumen yang diambilnya, sekitar sembilan dokumen yang diambilnya dari atas meja karena ia berkata bahwa hanya itu yang ada disana, jadi ia bawa semuanya lalu membunuh semua penjaganya pula.

Terlalu santai, namun tak apa – dokumen dengan sampul sama seperti yang dibawanya ikut serta diambil diantara tumpukan dokumen lainya.

Didalam dokumen itu berisi oleh 2 kertas masing masing yang bisa ditebak akan bertambah sering kertas lainya penuh oleh coretan tanda tangan atas data setiap keluar dan masuknya suatu oknum yang sama yang membawa gerobak itu berlalu lalang.
Pada baris atas beberapa informasi mengenai asal usul, tempat, penanggung jawab, kepemilikan dan informasi lainya yang tertera membuat sebuah kerutan muncul pada dahi Lucy ketika membacanya.

Began;Intro ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang