Dua kuda berlari saling beriringan searah dengan para empu yang mengendarainya, setelah banyak konflik pikiran yang menderanya dan juga banyak waktu yang ia renungkan apalagi setelah melihat desas desus yang nampaknya akan menjadi runyam, Lucy memutuskan pergi dari mansion kembali karena terlalu khawatir.
Prajurit dan kegaduhan mansion yang hari hari terakhir ia perhatikan lama kelamaan menimbulkan pertanyaan besar tatkala lapangan merah tiba tiba padat prajurit, sesuatu mungkin terjadi atau memang terjadi ketika pernikahan pangeran dan putri sebentar lagi akan dilaksanakan. Tentu saja, itu konflik umum.
Namun setelah pertimbangan banyak, Lucy memanggil violet secara pribadi untuk menemaninya pergi ke desa tanpa meminta ijin sang paman.
Ini mungkin saja satu Minggu sebelum festival dilaksanakan, melihat banyaknya warga yang berlalu lalang membawa keranjang keranjang hiasan dan para hasil panen yang dikumpulkan pasti mereka sudah menyiapkan acara itu dengan sempurna.
Bahkan ketika kedua gadis itu telah menginjakkan kaki mereka di desa itu, mereka dapat melihat berbagai pernak pernik khas telah siap di dalam keranjang rotan dan banyak hasil bumi lainya telah dikumpulkan rapi menunggu untuk dibawa ke lapangan disamping danau.
Gadis yang lebih muda itu sejujurnya tidak terkena culture shock apapun, pada hari dimana misi dilaksanakan ia bahkan tinggal membaur bersama masyarakat desa lainya tanpa mengungkapkan identitas sedikit pun, berbeda dengan kali ini yang memutuskan tinggal satu rumah dengan Lucy.
“lalu, apa yang akan kita lakukan?”
Itulah sebabnya. Lucy hanya tidak menyukai keadaan mansion dan terlalu khawatir dengan konflik yang menurutnya sangat membuang waktu dan tidak berfaedah, oleh karena itu pada keesokan harinya hadis itu memutuskan langsung mendatangi rumah sang kekasih pagi pagi setelah Ben selesai membagikan susu - seperti sebagaimana ia bekerja.
Awalnya satu ketukan ia layangkan kepada daun pintu utama rumah pemuda itu tak membuahkan hasil, ketukan kedua.. seorang pemuda berambut lumayan panjang membukanya dengan raut kusut menyapa penglihatannya. “Loh, Lucy?”
Gadis itu tersenyum lalu mengangguk, “ben.. apa sudah pulang?”
Romi mengiyakan, walau raut wajahnya nampak sedang bertanya tanya akan kedatangan Lucy yang tak terduga, ia tetap memanggilkan Ben dari dalam rumah untuk menemui mereka
“masuklah,.. anda juga” ia mempersilahkan keduanya untuk masuk setelah melihat seseorang gadis lainya berdiri dibelakang punggung Lucy.
Ben baru saja selesai mencuci piring ketika ia keluar dengan tangan basah langsung memeluk Lucy karena saking senangnya, kedua sejoli itu melepas rindu mereka di ruang tamu rumah meninggalkan kedua yang lebih muda saling bertatap tatapan dengan atmosfer canggung.
“ah ya, perkenalkan saya violet, sepupu Lucy” sapa violet terlebih dulu memperkenalkan diri.
Laki laki berambut gondrong itu nampak berfikir, tangan kananya terangkat ingin mengingat “apa kau pernah terlibat di peristiwa penggeledahan rumah waktu itu?” nada suaranya nampak ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Began;Intro ✔️
Historical Fiction1800s ft. Lee Chaeryeong - itzy "aku?" "Ayo tinggal disini denganku" tawarnya santai. "Untuk?" "Untuk.." Netranya kelimpungan mungkin keduanya sama sama ingin mengatakan hal yang sama namun begitu sulit saat degupan jantung tak beraturan membuat sek...