Sudah seminggu tepatnya aku masih berdiam diri di area mansion sambil terus mengasah kemampuan dengan beberapa emosi yang belum terkontrol.
Ini lucu, pangkat yang sedang dijanjikan kepadaku sedang diambang ketidak pastian sama sekali. Untuk janji janji palsu agar mendesakku pergi dari wilayah Utara dan kembali ke mansion utama lagi, atau dengan janji setelah misi ini itu nyatanya tidak pernah menghasilkan apa apa selain hadiah kuda kuda tak berguna dipeternakan belakang.
Kembali lagi pada tempat sehidup semati ku, dimana lagi kalau bukan lapangan merah. Untuk sebuah busur panah besar yang sedang kupakai latihan, aku tidak se awam itu, bahkan dengan pikiran yang semakin hari masih berantakan di benak, aku masih dengan mudahnya membidik apel yang jatuh dari pohonnya dalam sekali tarikan busur.“sialan! Aku bahkan tidak berguna di tempat ini!” umpatku seperti biasanya karena memang itu kenyataanya.
Hingga Lamat lama kulihat seorang berbalut seragam maid mendekat ke arahku dengan menunduk segan berdiri dihadapanku.
“Anda dipanggil pangeran untuk berkumpul di aula nona Lucy” pintanya dengan nada gemetar. Tak butuh waktu lama, aku mengiyakan dan meletakan busurku pada meja besar dibelakangku lalu berjalan mendahului maid untuk pergi ke mansion besar.
Dan, sekarang aku merasa aku benar benar menjadi budak penurut ketika aku tersadar jika aku baru keluar dari zona lapangan merah dan mansion selir belakang. Cih, mengenaskan.
Seperti jalan yang sudah kuhapalkam walau hanya beberapa kali kunjungan, dari lapangan merah ini aku melalui lorong mansion gallery, kemudian pada pinggiran danau lalu melintas ke jembatan diatas taman untuk sampai pada pintu samping mansion dan masuk kedalamnya diiringi maid dibelakangku. Untuk mansion utama, ketika para penjaga itu membukakan pintunya aku menemukan beberapa orang sedang duduk di meja besar untuk menghadap pangeran Len yang menampakan wajah dinginya sedang melirikku sekilas.
“nona Lucy, silahkan duduk” sahabat pangeran, elgra- itu mempersilahkan ku duduk pada kursi didepan pemimpinya, lihat, siapa yang lebih beretika.
Aku menunduk menghormat sekilas sebelum duduk di kursi kedua didepan pangeran Len. Dengan selembar kertas jäger yang baru kusadari ada diatas meja besar itu, dengan pion pion di atasnya sedikit banyak aku sudah memahami arti arti simbol di atas peta negeri itu.
“baiklah, akan kuperjelas sekali lagi untuk nona Lucy” liriknya sengaja menekanku.
Tak menghiraukan, lebih sibuk membaca simbol di peta kemudian sebuah pion kayu yang berada diatas peta wilayah timur digerakan. “disini, pada jalur ini banyak sekali pedangang keluar masuk, aku harap kau menambah pasukan lagi agar menghindari para bandit dan cek siapa saja yang masuk ke negeri ini”
Laki laki di ujung tempat duduk kami mengangguk, kemudian pion kedua di sebelah barat digerakan lalu pandangan matanya melirikku. Kupikir ia suka sekali melirikku dengan mata dingin seperti itu, setelah... Semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Began;Intro ✔️
Historical Fiction1800s ft. Lee Chaeryeong - itzy "aku?" "Ayo tinggal disini denganku" tawarnya santai. "Untuk?" "Untuk.." Netranya kelimpungan mungkin keduanya sama sama ingin mengatakan hal yang sama namun begitu sulit saat degupan jantung tak beraturan membuat sek...