Part 01

1.7K 139 30
                                    

Agak giman ya. Gue aja kek geli sendiri bacanya. Harap maklum karena certa ini awal dibuat dengan nekatnya tanpa ngerti apa-apa.

ANEH👍

Happy reading

*
*
*

Seorang wanita memarkirkan mobil hitam miliknya di pekarangan luas sebuah rumah mewah. Ia kemudian turun dan berjalan santai menuju pintu utama rumah itu yang hanya berjarak beberapa meter di hadapannya. Dengan senyum manis yang belum juga pudar dari wajahnya sehingga menampilkan lesung pipi sebelah kirinya yang tidak terlalu dalam.

Sesaat setelah dia sampai, kemudian memencet tombol Bel yang ada disamping pintu di depannya. Tak kunjung dibukakan pintu wanita itu malah berteriak dengan volume suaranya yang tinggi.

Sayangnya hanya suaranya yang tinggi, badannya tidak.

"FELICIA, APA KAU ADA DI DALAM? FELICIA, YUHUUU ... FEL---"

"Diamlah, Chelsa! Jangan merusak gendang telingaku!"

Pintu tiba-tiba terbuka menampilkan Felicia dengan muka yang ditekuk sambil menatap Chelsa dengan tajam. Sedangkan yang ditatap hanya menyengir menampilkan deretan giginya.

"Maaf, Feli. Aku tadi hanya kesal karena pintu ini tidak juga dibuka. Lagi pula kemana para pelayan rumah ini? Bahkan penjaga diluar juga tidak ada."

"Sebelum Ayah dan Ibu berangkat ke luar kota mereka memberikan perintah kepada para pelayan. Aku juga tidak tahu perintah apa itu." Mengangkat bahunya acuh, Felicia kemudian melangkah masuk kedalam rumahnya dan Chelsa yang mengekor di belakang.

Mereka sekarang tengah duduk berdampingan di dua sofa tunggal yang ada di ruang tamu rumah Felicia.

"Jadi, apa maksud kedatanganmu kemari?"

"Kau tahu, kan, orang tua kita sedang berada diluar kota untuk mengurus usaha mereka disana. Dan kita berdua juga sedang libur kuliah. Jadi---"

"Jadi, kau akan mengajakku untuk berlibur. Ya, ya, ya, aku tahu." Felicia sengaja memotong ucapan Chelsa. Atau tidak, wanita itu tidak akan selesai bicara dengan cepat.

"Benar! Dan apa kau mau?"

"Bahkan jika aku mengatakan tidak kau akan tetap memaksaku."

"Ah, sepupuku ini rupanya sangat mengenalku dengan baik." Chelsa tersenyum konyol sedangkan Felicia hanya memutar bola matanya malas.

Felicia lalu bangun dari duduknya dan menuju kamarnya yang berada dilantai dua. Chelsa tahu Felicia akan mengemasi barang-barang bawaannya, sebab itulah dia tidak bertanya.

Beberapa menit kemudian Felicia turun dengan menggunakan pakaian santainya sambil membawa sebuah koper berwarna coklat. Koper? Ya, karena Felicia tahu liburan ini akan berjalan dengan panjang.

"Bagus, kau sudah selesai. Jadi, ayo! Kita masih harus menjemput satu orang lagi." Felicia tahu orang yang Chelsa maksud. Chelsa kemudian bangun dari duduknya dan berdiri menghadap Felicia.

"Tunggu, apa kau sudah menyiapkan bar---"

"Sudah ada di mobil. Ayo!"

Chelsa terkekeh melihat Felicia yang mendengus pelan. Chelsa tahu Felicia kesal karena tadi dia memotong ucapannya. Felicia memang tidak suka jika ada yang memotong ucapannya, tapi dia sangat suka memotong ucapan orang lain.

Memasuki mobil, keduanya kemudian keluar dari pekarangan rumah mewah itu. Sebelum mereka pergi para pelayan sudah kembali sehingga Felicia tidak perlu repot-repot untuk mengunci pintu rumahnya. Dia juga sudah mengatakan akan pergi berlibur selama beberapa hari kepada orang tuanya dan kepada para pelayan juga.

DESTINY OF THREE GIRLSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang