Happy reading
*
*
*Siang hari yang seharusnya masih terik, kini malah terlihat sangat mendung. Alih-alih awan mendung yang membawa hawa dingin, awan tersebut malah membawa hawa panas yang sangat tidak nyaman.
"Ratu, Anda di mana?!"
Mendengar suara Jane yang menggema, Fey yang sedang melamun pun menjadi tersentak. Ia berbalik dan mendapati Jane yang berlari ke arahnya.
"Jane, ada apa? Kenapa kau khawatir seperti ini?"
Pelayan itu mencoba mengatur napasnya. "Ratu ... Ratu, Ada sesuatu yang telah terjadi. Hampir semua penduduk terkena wabah yang datang tiba-tiba!"
"Apa?!"
"Wabah itu terlalu cepat menular, Ratu. Sebaiknya Anda jangan keluar dari istana."
Fey tiba-tiba menjauh, ia segera menyambar jubahnya. Dia harus pergi dan melihat langsung keadaan mereka.
"Ra-Ratu, Anda mau kemana? Anda tidak bisa keluar Ratu. Di luar berbahaya!"
"Lalu, aku akan membiarkan penduduk begitu saja? Jane, aku adalah Ratu di kerajaan ini. Ini adalah tugasku!"
Tatapan tajam itu selalu berhasil membuat nyali Jane menciut. Ia hanya pasrah ketika Fey mulai melangkah meninggalkan perpustakaan. Tidak tinggal diam, Jane pun mengikutinya.
Fey sendiri tahu jika pelayan pribadinya itu merasa takut kepadanya. Dirinya tidak bermaksud, hanya saja Fey harus melakukan itu jika tidak ingin Jane terus melarangnya.
*
*
*"Kerahkan seluruh tabib istana untuk mengurus semua yang terkena wabah penyakit, dan para prajurit untuk membantu para penduduk. Pastikan jika yang keluar dari wilayah istana sudah mendapat perlindungan sihir. Laksanakan sekarang!"
"Segera laksanakan, Ratu!"
Felicia memijat pangkal hidungnya. Kepalanya tiba-tiba pusing memikirkan bencana yang sudah dua hari ini menimpa kerajaan Alton. Bukan hanya kerajaannya, tetapi seluruh wilayah Kerajaan lainnya pun terkena.
Felicia sempat menerima surat kiriman dari kerajaan Otis dan Xavier yang dikirimkan oleh kedua temannya saat hari pertama wabah menyebar. Dari surat itu pun Felicia mengetahui keadaan Chelsa dan Fey yang sama-sama kacau seperti dirinya.
Baik Felicia, Fey, ataupun Chelsa, ketiganya menjadi pimpinan tunggal di kerajaan masing-masing karena para Raja yang tengah berada di medan perang. Telah terjadi pemberontakan di beberapa perbatasan yang mengharuskan mereka harus turun tangan karena lawan kali ini merupakan makhluk aneh yang Felicia sebut zombie.
Menurut informasi yang ia dapat jika maklum tersebut akan tetap hidup meskipun telah mati. Jika tubuhnya terbelah, maka itu hanya akan menambah populasi mereka. Dan masih ada jenis makhluk lainnya yang membuat Felicia pusing sendiri jika harus mengingat nama-nama mereka.
Terhitung sudah tujuh belas hari dari kepergian mereka, dan tidak ada yang tahu kapan peperangan akan selesai dan mereka kembali.
"Ini aneh. Kenapa wabah ini datang tiba-tiba saat perang terjadi? ini ... seperti telah direncanakan. Apa semua ini berkaitan?"
Berpikir keras membuat Felicia melamun tanpa sadar. Menjadi seorang pemimpin ternyata tidaklah mudah, terlebih lagi Felicia yang baru belajar seluk-beluk kerajaannya.
"Ratu, sebaiknya Anda istirahat dulu. Dari semalam Anda belum tidur sama sekali. Saya khawatir itu akan mempengaruhi kesehatan Anda, Ratu."
Linda menghela napas saat hanya hening yang ia dapati.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY OF THREE GIRLS
FantastikSANGAT PERLU REVISI. HUS HUS HUS HUS HUS HUS HUS HUS! MENDING JANGAN DIBACA DULU YA TEMAN-TEMAN. Liburan yang seharusnya menjadi sebuah kebahagiaan malah menjadi sebuah bencana dan awal yang bahkan mereka sendiri tidak tahu bagaimana akhirnya. Baga...