Part 19

181 27 0
                                    

Happy reading

*
*
*

"Karan Air?"

Anak kecil tersebut mengerjakan matanya beberapa kali. Dia tidak mengerti dengan perkataan wanita dewasa disampingnya.

"Itu ... anu, itu."

Mereka menatap malas pada Chelsa yang mengeluarkan cengiran khas miliknya.

"Sudahlah, jangan hiraukan dia. Sekarang beri tahu pada ku, siapakah nama gadis cantik ini, hm?"

Gadis itu terpesona dengan senyuman wanita berjubah coklat yang baru saja mengajaknya berbicara. Wanita yang sedari tadi hanya berdiam tanpa mengeluarkan suaranya. Karena mamang hanya Chelsa yang selalu mengajaknya berbicara sedari tadi.

Tudungnya yang terbuka ditambah dengan rambut panjangnya yang tergerai indah membuatnya terlihat memukau.

"Nona, kau sangat cantik."

Mendapat respon demikian membuat Fey mengernyitkan keningnya. Itu bukan jawaban dari pertanyaan yang ia ajukan.

"Fey, lihatlah. Bahkan anak kecil sepertinya terpesona dengan dirimu. Cobalah untuk sering tersenyum, itu akan lebih baik." Felicia memberi saran yang diberi anggukan setuju oleh Chelsa.

"Rugi sekali mereka telah bubar. Mereka kehilangan peluang untuk melihat senyuman es gratis."

"Konyol." Fey menggeleng tidak habis pikir dengan ucapan Chelsa.

Perkataan Felicia masih bisa diterima tapi Chelsa? Entah kapan wanita itu bisa menghilangkan kekonyolannya. Memang Arden yang telah menyuruh para penduduk yang menonton untuk meninggalkan daerah itu. Setelah permasalahan yang terjadi keadaan kembali menjadi seperti sebelumnya.

"Namaku Elly." Anak itu rupanya masih mengingat pertanyaan yang Fey tanyakan padanya.

"Elly? Nama yang cantik. Sama seperti pemiliknya."

"Benarkah?"

Chelsa mengangguk.

"terimakasih, Nona juga terlihat cantik. Hmm ... Nona ...."

Ia terkekeh melihat anak itu terlihat bingung karena tidak tahu namanya. "Chelsa, Namaku Chelsa."

"Ah, iya, Nona Chelsa juga terlihat cantik. Sama seperti dua Nona dan Tuan-Tuan juga terlihat sangat tampan."

Mereka terkekeh melihat Elly dengan mata berbinarnya melihat mereka. Elly tidak berbohong, ketampanan dan kecantikan mereka memang pantas untuk diakui.

"Kau belum tahu nama kami, jadi kenalkan, aku Felicia dan wanita yang tadi menanyakan namamu itu namanya adalah Fey. Dan mereka, Arden, Rion, dan Evan."

Elly mengangguk-angguk melihat bergantian pada mereka. Ia mencoba mengingat nama-nama yang baru saja didengarnya.

"Elly, dimana orang tuamu? Biar kami yang mengantar kau kepada mereka."

Bagus. Pertanyaan Chelsa memang mampu membuat Senyuman anak itu pudar seketika.

Elly menggeleng lesu, "aku tidak tahu."

Chelsa hampir membuka kembali mulutnya namun terhenti karena gelengan dari Felicia.

"Jangan, Chel."

"Aku hanya sendiri. A-aku ... aku--" Elly tidak dapat melanjutkan ucapannya. Anak itu menangis.

Lalu, dekapan hangat tiba-tiba yang Elly terima membuatnya mendongak. Dilihatnya Chelsa yang tersenyum ke arahnya.

"Tidak apa."

DESTINY OF THREE GIRLSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang