Part 13

223 34 2
                                    

Happy reading

*
*
*

"Evan." Ketiganya berkata lirih. Evan datang untuk mereka? Mereka berpikir, apakah Rion juga ikut?

Memikirkan itu membuat mereka entah harus bahagia atau sebaliknya. Mereka takut jika Evan dan Rion kenapa-napa hanya karena untuk menyelamatkan mereka.

Sedangkan diluar sana, kedua lelaki dengan gagahnya bertarung melawan para monster dan juga para iblis. Dengan lihainya kedua lelaki tersebut mengayunkan pedang mereka melawan para musuh.

Jumlah lawan keduanya kian menipis sehingga membuat Evan dan Rion semakin bersemangat untuk terus bertarung. Di tengah-tengah pertarungan sesosok wanita tiba-tiba muncul dengan wajah menyeramkan dipenuhi oleh amarah.

"Beraninya kalian mengganggu wilayahku!"
Mendengar suara dari wanita itu, membuat kegiatan mereka terhenti.

Evan dan Rion menatap heran pada wanita didepan mereka. Sedangkan para monster dan iblis yang tersisa menunduk takut pada wanita dengan perawakan menyeramkan didepan mereka. Melihat hal itu, Evan dan Rion mengambil kesimpulan jika wanita itu adalah atasan dari monster dan iblis yang melawan mereka.

"Kami tidak akan menggangu jika kalian tidak menggangu kami terlebih dulu."

Lexa menggeram mendengar ucapan dari lelaki bertopeng didepannya. Tentu Lexa tahu siapa kedua lelaki itu. Dan Lexa pun tahu jika yang mereka inginkan adalah ketiga wanita yang disekap olehnya.

Kalian berpikir jika Fey, Chelsa dan juga Felicia disekap di Istana Kegelapan? Sama sekali tidak. Ketiga wanita itu memang Helen bawa ke Istana Kegelapan, tapi setelahnya, Carlos menyerahkan ketiganya kepada Lexa.

"Kalian melakukan kesalahan." Lexa kemudian maju menggunakan kekuatan yang dia miliki untuk melawan kedua lelaki itu.

Pertarungan antara ketiganya berlangsung sengit. Bahkan sekarang Lexa sudah mengeluarkan tekanan aura yang dirinya miliki sehingga membuat para monster dan iblis disekitar nya menjadi enggan untuk mendekat.

Meskipun aura yang dikeluarkan oleh Lexa tidaklah besar, seharusnya sudah mampu membuat kedua lelaki itu bertekuk lutut dihadapannya. Namum, yang terjadi diluar dugaannya. Kedua lelaki itu bahkan terlihat biasa-biasa saja tanpa merasakan apa pun.

Melihat hal itu, Lexa kembali menggeram dengan semakin banyak mengeluarkan auranya. Bahkan bawahannya sudah kehilangan kesadaran mereka akibat tidak sanggup menahan aura yang dikeluarkan oleh tuan mereka. Tapi, dengan kedua lelaki itu? Mereka tetap seperti tidak merasakan apa-apa.

Sementara wanita itu dilanda amarah, justru Rion dan Evan sebaliknya. Mereka menyeringai melihat para bawahan Lexa yang sudah tak sadarkan diri sehingga hanya tersisa wanita itu saja.

Evan menatap wanita tersebut, "kau sendiri yang mempermudah jalan kami."

Lexa ikut memperhatikan sekitar. Dia memang sudah menyadari jika para bawahannya tidak akan mampu menahan aura yang dikeluarkan olehnya.

Sial!

"Kau terlalu gegabah dalam mengambil keputusan."

Mata wanita itu kini beralih pada kedua lelaki didepannya. Lebih tepatnya pada Rion yang tadi mengeluarkan suaranya.

"Banyak bicara kau! lebih baik selesaikan ini!"

Lexa kembali menyerang pada kedua lelaki itu. Serangan yang dilakukan oleh wanita itu kali ini lebih gesit dari pada sebelumnya. Tapi, tetap saja kekuatan yang dia miliki tidak sebanding dengan kekuatan milik Evan dan juga Rion.

Oh ayolah, jangan lupakan Helen yang kemampuannya ada di atasnya saja hampir mati karena menghadapi kedua lelaki didyepannya itu.

Wanita itu terbatuk-batuk akibat serangan telak dari lelaki bertopeng itu. Baiklah, Lexa akui jika kekuatan yang dia miliki belum cukup untuk mengalahkan kedua lelaki didyepannya.

DESTINY OF THREE GIRLSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang