Happy reading
*
*
*Mereka sekarang sudah berada dalam perjalanan setelah tadi selesai mengatur posisi beberapa barang-barang agar tertata lebih rapi.
"Fey, kau sudah memberi tahu orang tuamu?" Fey tersenyum tipis menanggapi pertanyaan Chelsa yang sedang menyetir.
"Chelsa!"
Wanita itu menoleh ke samping melihat Felicia yang tadinya fokus memainkan ponselnya kini beralih menatap dirinya seolah berkata.
Harusnya kau tidak bertanya seperti itu!
Chelsa yang menyadari kesalahannya kemudian memarkirkan mobilnya asal di tepi jalan dan berbalik badan ke arah belakang melihat wanita yang duduk tepat dibelakangnya.
"Fey, maaf aku---"
"Tak apa, Chel. Aku sudah memberi tahu Kakakku. Aku yakin dia akan memberi tahu mereka juga." Fey tersenyum ke arah Chelsa yang malah membuat Chelsa merasa bersalah padanya. Sungguh, wanita itu tidak sengaja, dia lupa.
"Tapi, Fey, aku sudah menyinggung perasaanmu. maafkan Aku."
"Sudahlah, Chel. Tidak perlu difikirkan. Lebih baik kita lanjutkan saja perjalanannya. Kurasa hujan akan segera turun." Fey kembali tersenyum ke arah Chelsa yang sekarang menatap keluar jendela melihat awan yang terlihat mendung.
"Hah ... kau benar. Baiklah, kita lanjutkan perjalanannya." Chelsa menatap Fey yang masih tersenyum ke arahnya, lalu kembali menghadap depan.
Menghela napas, Felicia yang tadinya hanya diam mendengar percakapan antara mereka berdua kini ikut berbalik ke arah depan dan melihat ke arah samping.
Mobil kembali berjalan dan awan yang tadinya hanya mendung kini ditambah dengan hujan walaupun tidaklah deras.
Felicia menatap sendu ke arah Fey melalui kaca mobil. Bisa di lihatnya Fey yang memejamkan matanya seolah dia tengah tertidur. Tapi, Felicia yakin wanita itu tidak tertidur, melainkan memikirkan sesuatu.
Fey memejamkan matanya. Ingatannya kembali melayang pada lima bulan yang lalu. Dimana orang tuanya sedang bertengkar hebat dan mengancam akan bercerai. Di rumahnya hanya ada mereka bertiga, karena kakaknya sedang ada urusan di luar.
Fey yang pada saat itu akan masuk ke dalam rumahnya menjadi tertahan. Dan lebih memilih untuk diam mendengarkan, sedangkan Felicia dan Chelsa yang ada di belakangnya kaget dengan apa yang mereka dengar.
Kakaknya setelah mengetahui hal itu menjadi marah juga kecewa, dan memilih untuk tinggal diluar rumah selama beberapa hari. Lalu, kembali karena mengingat adik satu-satunya yang pasti juga sama kecewanya seperti dirinya.
Semenjak saat itu, hubungan Fey dan orang tuanya menjadi renggang. Dan Fey jadi lebih pendiam dari pada biasanya.
*
*
*"Apakah masih lama? Kita sudah menempuh kira-kira lima jam lamanya." Felicia mulai bosan hanya duduk sambil memainkan ponselnya sedari tadi.
"Bokongku juga rasanya sangat panas karena duduk terlalu lama." Fey bergerak tidak nyaman di posisinya.
"Aku lebih tersiksa daripada kalian. Sudah kubilang, desa itu ada di pinggir kota ini. Jadi, butuh waktu lama untuk sampai di sana. Bersabarlah, sedikit lagi kita akan sampai."
Rasanya tangan Chelsa ingin lepas dari tempatnya karena berjam-jam menyetir seorang diri. Sungguh teganya sepupu dan temannya itu. Tapi, tak apa, demi berlibur.
Tiga puluh menit,
Lima puluh menit,
Satu jam kemudian.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINY OF THREE GIRLS
FantasiaSANGAT PERLU REVISI. HUS HUS HUS HUS HUS HUS HUS HUS! MENDING JANGAN DIBACA DULU YA TEMAN-TEMAN. Liburan yang seharusnya menjadi sebuah kebahagiaan malah menjadi sebuah bencana dan awal yang bahkan mereka sendiri tidak tahu bagaimana akhirnya. Baga...