07.

520 32 12
                                    


Aruna yang tidak siap akan pergerakkan Aksa kini hanya terdiam melihat Aksa yang berjalan menuju ke arahnya.

"Aruna?"

"Eh Ah Halo Kak Aksa." Balas Aruna yang kini merasa sangat canggung.

"Lo ngapain disini? Lo ngikutin gue?" tuduh Aksa.

"Emm anu eh engga Kak. Gue habis beli nasi goreng disana terus kebetulan lewat terus liat Kak Aksa aja."

Aksa terdiam tenang melihat Aruna yang sedang bingung itu.

"Yaudah kak, gue duluan ya. Malem Kak Aksa." Aruna segera berbalik dan meninggalkan Aksa disana. Belum genap empat langkah ia berjalan, Aksa memanggil namanya.

"Aruna"

Kenapa lagi sih Kakk

"Iya Kak?" Aruna menghadap ke pemilik suara berat yang memanggil namanya.

"Ini, buat lo."

"Hah? ini ap-"

Tanpa sepatah kata apapun Aksa berjalan pergi melewatinya sehingga meninggalkan Aruna sendiri disana dengan banyak tanda tanya. Tidak membutuhkan waktu lama, Aksa telah menghilang dari pandangan Aruna.

Kak lo kasih gue apa sih? INI KALAU BUKTI PEMBUNUHAN KUCING TADI GIMANA? GAWAT GAK GABISA GUE HARUS SEMBUNYI SEBELUM BUKA INI.

Aruna berlari  kencang menuju kostnya. Dipikiran wanita itu kini timbul banyak dugaan. Bagaimana kalau Aksa sengaja memberi racun pada kucing-kucing itu? Bagaimana kalau nantinya kasus ini merembet jadi kasus pembunuhan kucing secara massal di kompleks ini?

Brakkk.

Suara pintu yang dibanting Aruna terdengar cukup kencang. Ia segera menaruh kantong plastik yang diberi Aksa kemudian mengambil jarak.

Oke calmdown Aruna. Catch your breath first. Tarik.. buang.. tarik.. buang...

"Apa perlu gue videoin ya waktu buka ini? Tapi masak Kak Aksa beneran mau bunuh kucing-kucing itu sih?"

Aruna mendekati kantong plastik pemberian Aksa. Dilihatnya sekali lagi untuk memastikan kira-kira barang yang ada di dalamnya bukanlah barang berbahaya atau bukti pembunuhan.

kresek kresek kresek

Aruna mulai membuka kantong plastik itu.

"Eh? Ini"

Aruna mengeluarkan barang-barang yang ada di dalam kantong plastik itu. Terdapat bermacam-macam barang seperti yoghurt, pisang, dark chocolate, teh chamomile dan satu notes kecil yang bertuliskan :

"Buat lo. Jangan sakit, jangan suka nyusahin orang. Gabaik."

Kak Aksa bikin ini semua buat gue? 

Aruna diam membatu untuk kesekian kalinya. Otaknya kini tidak bisa mencerna apa yang sedang terjadi.

"Bentar Kak bentar, lo bikin ini bukan gara gara nyesel udah bikin gue pingsan kan? atau jangan jangan.. LO BIKIN INI SENGAJA BIAR GUE MERASA BERSALAH YA KAK SOAL KEMARIN?!! Kak Aksa jangan gini sumpah gue makin bersalah sama lo Kak yaampuunnnnn."

Aruna makin merasa bersalah pada Aksa atas kesalahan-kesalahan yang telah ia perbuat tempo hari.

Gak gabisa gini. Gue harus segera minta maaf ke Kak Aksa. Eh tapi mending gue tanya Lea dulu gimana caranya.

tuttt... tutttt...

Aruna menunggu Lea mengangkat telfon darinya.

"Halo Konsultan Freyanika Alea Putri disini. Ada yang bisa saya bantu kak?"

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang