12.

362 29 7
                                    

Burung mulai berkicau menandakan malam telah berganti pagi. Semburat merah di cakrawala telah berganti menjadi sang surya yang perlahan menampakkan sinar hangatnya. Sinar matahari itu masuk melalui celah tirai gorden jendela dan tepat mengenai mata Aruna.

"Hmmmmmm...." Aruna mengedipkan matanya karena terpaan sinar itu. Ia meregangkan badannya dan dengan mata yang masih enggan untuk terbuka, ia menggapai telefon genggam yang berada tidak jauh dari nakas.

"Set... engah.... De..lapan? Ben...tar la...gi deh, gue ma...u rebahan be...ntar lagi." Aruna meracau dan menaruh telefon genggamnya kembali ketempat semula. Ia kembali mencumbu guling yang ada disampingnya dan tak butuh waktu lama, mata gadis itu mulai terpejam.

Tinggg

Unread message from : Lea
Good Luck for today! Jangan bikin image lo tambah jelek di depan Kak Aksa ya!

Pukul 09.00 tepat Aruna menerima sebuah pesan dari Lea. Aruna membaca pesan itu berulang kali sampai beberapa saat ia lalu tersadar.

"ASTAGA! HARI INI GUE PERGI SAMA KAK AKSA!" Ia terbangun kemudian duduk di nakasnya.

"Ahhhh gaboleh gini Aruna. Mending sekarang lo lari pagi deh. Udah kesiangan juga daripada lo mikirin itu mulu dari kemarin."

Aruna bergegas untuk membasuh mukanya lalu bersiap untuk lari pagi seperti biasanya. Setelah menguncir rambut hitam panjangnya, ia memakai sepatu lalu melakukan sedikit pemanasan.

"Oke Aruna mari kita lari."

Seperti biasa, Aruna lari pagi mengelilingi kompleks kost dan sekitarnya. Hari ini bisa dibilang sebagai hari tenang kampus Aruna, khususnya fakultas tempat ia menuntut ilmu karena lusa ia akan melakukan ujian tengah semester. Menjelang ujian tengah semester, kampus menjadi semakin ramai. Banyak sekali mahasiswa yang mati-matian belajar di perpustakaan fakultas sampai tengah malam bahkan pagi seperti ini. Untungnya pihak akademik kampus membuat kebijakan kebebasan untuk belajar selama 24jam untuk para muridnya. Tetapi hal tersebut membuat lingkungan kompleks kost Aruna menjadi semakin sepi daripada biasanya.

"Hmm sepi juga nih jalanan kompleks kalau mahasiswanya lagi ngambis."

Jika ditanya kenapa Aruna tidak ikut belajar di perpustakaan seperti mahasiswa lainnya, yaa benar sekali jawabannya karena ia lebih suka belajar di tempat paling nyaman-menurutnya -yaitu kamar kost.

"Hahh.. haahhh... hahhh.." Aruna berhenti sejenak untuk menyeka keringat dan mengatur nafasnya. Ia tepat berdiri di depan gang masuk blok G.

Gue blok G.

Aruna teringat pembicaraan singkat dimobil malam itu. Aksa secara jelas mengatakan bahwa ia tinggal di blok G.

"Hussss udah Aruna ayok lanjut larinya."

Setelah kurang lebih satu jam ia berlari, Aruna memutuskan untuk mengisi perutnya yang mulai berdisko itu. Bubur ayam tempat biasa menjadi pilihannya.

"Eh kebetulan lewat depan bubur ini. Sekarang mending lo sarapan dulu deh Aruna." Ucapnya pada diri sendiri.

"Mang, bubur ayamnya satu ya. Minumnya teh anget tawar. Makan sini ajaa."

"Oke neng, silahkan cari tempat duduk dulu"

Aruna tersenyum menanggapi tukang bubur itu. Setelah memesan makan ia menuju ke sebuah meja yang nampaknya masih kosong. Ia kemudian menunggu pesanannya disana. Aruna mengeluarkan telfon genggam kemudian melihat beranda sosial medianya.

"Neng"

"Udah taruh situ aja Mang." Ucap Aruna yang tengah asyik melihat suatu katalog tas di sosial medianya.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang