28.

258 9 0
                                    





"Hah? Gimana Kak?"

"Lo cantik."

Aruna diam. Ia tidak merespon apapun setelah mendengar perkataan dari Aksa tepatnya ia tidak tau harus merespon bagaimana. Satu hal yang ia tau, saat ini pasti pipinya sudah seperti kepiting rebus.

"Ah pokoknya coldbrew satu gulanya dipisah. Lo pernah ikut kompetensi barista kan Kak? Jadinya gue gak harus ngasih tau gimana caranya bikin coldebrew disini."

Aksa tersenyum lembut menanggapi Aruna yang sedang salah tingkah di depannya.

"AH TAU DEH SEBEL BANGET GUE SAMA LO KAK." Teriak Aruna saat mendapati Aksa tersenyum kepadanya.

Anjirrr Kak Aksa lo tuh bisa gak sih pilih salah satu aja? Kalau mau sok cuek dan sok cool yaudah gitu aja. Jangan ngerangkap jago bikin salting anak orang juga dong. Masalahnya gue kan jadi mleyot gak karuan. Gue rasa lo makin kesini makin kesana deh Kak.

Ucap Aruna di dalam hati sambil membuat satu burgundy shake less sugar pesanan pelanggan tadi.

"Aruna."

Aduh ngapain sih manggil gue. Ini hati gue aja belum stabil loh Kak. Gue pura-pura gak denger aja deh.

"Aruna."

Pliss gue ga denger mending lo selesaiin coldbrew nya aja Kak jangan ajak gue ngomong.

"Aruna, coldbrew nya udah jadi."

"Eh gimana? Udah jadi?" jawab Aruna yang sedikit kaget bahwa pesanan yang ia minta sudah jadi.

"Iya udah. Nih." Ucap Aksa sambil mendekatkan satu gelas coldbrew dan gula yang terpisah itu pada Aruna.

"Kak, tapi gimana bisa lo buat coldbrew secepet in- dahlah gue gak mau ngomong lebih lanjut."

"Kenapa?" ucap laki-laki itu lembut.

"Gak gak papa gue mau nganter pesenan ini ke customer dulu." Sahut Aruna sambil membawa pesanan pelanggan mereka lalu berjalan mengantarnya ke meja pelanggan.

"Ati-ati" lanjut Aksa. Aruna langsung meninggalkan bar dan berjalan menuju ke meja customer.

Sialan. Jantung gue bener-bener kagak bisa diajak kerjasama. Terutama lo -pipi gue- yang berhasil jadi kepiting rebus kali ini.

Beruntung saat kembali ke meja bar, Hedar sudah ada disana. Paling tidak Aruna bisa mengalihkan pandangannya sejenak dari Aksa -yang berhasil membuatnya malu tidak karuan- dengan berbicara pada Hedar. Saat memasuki daerah meja bar, Aksa tersenyum dan sudah siap untuk memanggil Aruna. Aruna yang menyadari hal itu segera mengalihkan pandangannya.

"Kak Hedar!" Seru Aruna.

"Buset gak usah teriak ngapa. Gue di depan lo." Sahut Hedar.

"Hehe. Anu Kak."

Aksa masih memperhatikan Aruna. Aruna yang merasa diperhatikan menjadi semakin salah tingkah.

Aaahh anjirrrr udah Kak. Mau sampe kapan lo ngeliatin gue elaahhh. Streeesssss.

"Heh Run!"

"Hah iya?!"

"Lah ni bocah kenapa dah. Lu yang manggil malah kagak nerusin kata-kata lo."

"Itu Kak. Minggu depan responsi kan ya?"

Bodooo. Kenapa gue tanya gitu ke Kak Hedar.

"Lah kenapa tanya gue? Nih asdos lo disamping gue." Ucap Hedar sambil menunjuk Aksa.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang