09.

497 30 8
                                    



"Tunggu sebentar!"

Aruna mematung melihat Aksa yang tengah berdiri di hadapannya.

"Gue boleh masuk?." tanya Aksa.

"Bo-boleh kak."

"Lantai lima juga?"

"Iya kak."

Hening. Aruna bingung untuk memulai percakapan.

"Lo.. udah baikan?"

"Hah? Iya udah kok kak hehe". Jawab Aruna mencoba tenang padahal perasaannya sangat tidak karuan.

"Gue minta maaf." Sambung Aksa.

"Ah enggak Kak harusnya gue yang minta maaf ke lo. Maafin gue ya kak gue dari kemarin-"

"Dengerin gue dulu."

Aruna seketika membungkam mulutnya.

"Gue minta maaf harusnya kemarin gue lebih peka sama kondisi lo. Dan ga seharusnya gue marahin lo kayak gitu."

Aruna masih diam tidak tau harus membalas apa.

"Gimana?"

"Gimana apanya Kak?"

"Lo maafin gue?"

"Iya Kak! gapapa. Lagian itu bukan salah Kak Aksa. Gue lagi halangan aja jadinya pingsan hehe."

"Oke syukurlah. Soal nama itu .."

"Ah Kak itu salah gue. Tapi gue gak bisa minta maaf sekarang dengan situasi kayak gini. Gimana kalau gue traktir Kak Aksa aja? sekaligus jadi permintaan maaf gue."

Lo ngomong apa sih barusan Aruna Falessha. Mana mungkin Kak Aksa mau diajak makan.

"Oke, deal. Tell me when and where."

Really? Kak Aksa nerima tawaran gue??

Tingggggg

"Gue duluan." Pamit Aksa pada Aruna.
"I-iya kak."

Lagi. Aruna terdiam membisu menatap Aksa pergi. Setelahnya terdengar suara pintu lift yang akan tertutup.

"Eeehh bentar bentar."

Aruna segera keluar lift dan bergegas menuju kelasnya. Lea telah menunggunya di depan pintu.

"Selamat siang saudari Aruna. Ada apakah gerangan wajah yang cantik dan rupawan ini terlihat sangat lesu?" Ucap Lea menyapa sahabatnya itu."

"Gue satu lift sama Kak Aksa."

"Oh wow. Berita yang kurang bagus di pagi hari. Terus terus? lo kena marah lagi"

"Enggak. Kak Aksa malah maafin gue tapi gue gamau dan bodohnya gue ajak Kak Aksa buat makan bareng."

"Siaaaaa keren banget anjir bestie guee. Dia terima tawaran lo?."

"Ya... iya? awalnya gue ngajak dia tuh iseng doang soalnya yakin gabakal diiyain. Eh taunya.."

"Wahahahaha unpredictable banget ya Kak Aksa."

Aruna dan Lea melanjutkan obrolan pagi mereka sambil menunggu dosen pengampu mata kuliah hari ini untuk datang. Sepuluh menit berlalu, tidak ada tanda-tanda dosen pengampu untuk datang. Lima menit kemudian, akhirnya seseorang memasuki ruang kelas itu.

"Aruna Aruna. Kak Aksa tuh." ucap Lea pada Aruna yang sedang asik memainkan media sosialnya.

"Jangan bohong ya gue lagi ga mood."

"Si Bocah dibilangin ga percaya serah lu."

Aruna masih melanjutkan kegiatannya tanpa mengindahkan perkataan Lea.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang