32.

234 9 0
                                    




"Wisnu? Udah lama ya?"

Seru wanita yang mempunyai mata, hidung, bahkan senyum yang mirip dengan Aksa itu sambil memposisikan dirinya untuk duduk di depan kursi kosong pada meja Aksa.

"Engga, belum lama."

"Ah, lo dingin banget gak suka gue. Pantes aja jomblo."

"Gue gak pernah nyuruh lo suka sama gue kan?"

"Kurang ajar banget lu sama kakak sendiri." Wanita itu kemudian menoyor kepala Aksa.

"Selisih 3 tahun doang."

"Tetep ya. Gue lebih duluan menghirup udara di dunia ini daripada lo." Ucap wanita itu.

"Terserah lo. Jadi kenapa lo mau ketemu gue?" tanya Aksa padanya.

"Gue kangen lah sama adek gue. Emang lo gak kangen sama kakak yang cantik plus gemesin ini?" ucapnya dengan sangat percaya diri.

"Kalau kangen biasanya lo vidcall." Tegas Aksa.

"Lagian lo gak pernah angkat vidcall dari gue Nu." Ungkapnya kesal. "Btw, Dika apa kabar?"

"Baik."

"Syukurlah. Tapi harusnya yang gue tanya itu lo. Lo apa kabar?"

"As you can see."

"I think, you are growing as well. Dika too"

"Well. Jadi kenapa tiba-tiba lo ke kampus gue kalau gaada hal yang urgent?"

Seorang pelayan mendatangi mereka berdua untuk mengantarkan minuman yang sudah dipesan oleh Aksa sebelumnya.

"Makasih Aa" wanita itu tersenyum, ramah kepada pelayan yang datang.

"Greentea? ternyata lo gak lupa ya kesukaan gue."

"I never forget little things that can make others happy, right?"

"Iya tapi kurangin lah aura es batu lo. Kasian orang yang naksir sama lo pada mundur ntar."

"Kak, jangan alihin pembicaraan kita."

Wanita itu tersenyum, ia gagal mengalihkan pembicaraan mereka yang sebenarnya ia pun bingung harus bagaimana mengatakan hal tersebut pada Aksa.

"Papa sakit." Ucapnya setelah diam beberapa saat.

Aksa terdiam menatap kosong gelasnya yang masih terisi penuh itu untuk mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar. Aksa lalu menatap wanita yang sedang duduk didepannya tanpa ada sepatah kata pun yang keluar.

"Iya lo juga udah tau papa sakit dari lama. Tapi sebulan terakhir kondisinya semakin menurun."

"Udah sebulan juga Papa dirawat di Singapura. Dia sengaja gak ngasih tau ke lo waktu dia collaps karena dia gak mau lo keganggu sama kabar ini."

Aksa masih belum mengatakan apapun.

"Wisnu, Papa mau lo yang gantiin posisinya saat ini." Lanjut wanita itu.

"Gue gak-"

"Iya gue tau hubungan kalian gak terlalu bagus. Tapi yang dia inginkan buat nerusin perusahaannya itu lo. Bukan gue Nu."

"Tapi Kak, kenapa harus gue? Ada lo, ada Dika juga. Dari sekian banyak pilihan kenapa harus gue?"

"I don't know what's reason yang jelas kalau Papa nunjuk lo itu berati dia percaya sama lo Wisnu." Ucapnya. "Mungkin ini salah satu cara Papa balas rasa bersalahnya dulu ke lo."

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang