21.

307 20 0
                                    



"Ahh bukan Kak, gue gak begitu jelas denger soalnya suara mesin ini lumayan- aaaarrrhhhhh aduhhhh."

Saking terkejutnya, Aruna tidak memperhatikan bahwa cangkir gelas di depannya kini telah terisi penuh oleh air panas.

"Aduhh, Aruna lo clumsy banget sumpah." Ucapnya pada dirinya sendiri sambil meniup niup jari tangannya yang terkena air panas.

Melihat hal yang terjadi, Aksa segera masuk ke dalam bar itu dan meraih tangan Aruna. Ia membawa Aruna mendekat ke arah keran air yang ada di belakang mereka. Dengan segera Aksa menghidupkan keran air tersebut dan membilas jari Aruna dengan air mengalir agar lukanya tidak semakin parah.

"Masih kerasa panas?"

Aruna mendadak tidak bisa berkata apapun. Panas? Iya benar. Bukan jarinya yang panas, namun mukanya. Kalau bisa diukur dengan termometer mungkin suhu badannya saat ini sangat tinggi karena perilaku yang diberikan oleh Aksa.

"Aruna?" Aksa memastikannya.

"U-udah enggak kok Kak." Ucap Aruna yang masih membatu disana.

Tak lama Dani datang dari arah Gudang membawa dua kotak fresh milk ditangannya.

"Loh Bang? Lo ngapain disini? Aruna itu keran air dimatiin jangan boros air dah."

"Tangan Aruna kena air panas." Jawab Aksa yang bergerak mengambil tisu untuk mengelap sisa air pada tangan Aruna.

"ASTAGA LO KENAPA SIH ARUNA. BARU TADI SIANG JATUH SEKARANG TANGAN LO YANG KENA AIR PANAS."

"Ya gue juga gak tau?" Aruna sebal mendengarnya. "Bukan mau gue juga kali buat kejadian kayak gini."

"Habisnya lo clumsy amat sih jadi orang. Kek Bocah." Lanjut Dani.

"Kenapa nih rame-rame." Ucap Hedar sambil berjalan ke arah mereka.

"Noh Bang, Aruna biasa nambah kerjaan Bang Aksa aja."

"DIH GUE GAK NYURUH KAK AKSA BANTUIN GUE YA?!" Teriak Aruna.

"Lo kenapa Run?" tanya Hedar.

"Gak papa kok Kak. Tangan gue tadi kena air panas tapi udah better soalnya dikenain air ngalir jadi gak begitu panas lagi rasanya."

Setelah mengelap tangan Aruna dengan tisu, Aksa pamit untuk keluar. "Gue keluar dulu ya, Dan titip Aruna bentar."

Dani mengangguk.

"Kak?? Gue bukan bocah kali gak usah dititipin ke Dani juga."

Aksa kemudian menepuk pelan bahu wanita itu dan berjalan keluar.

"Mau kemana lu Sa?" Tanya Januar dari tempat duduknya.

"Ke market bentar. Kalau mau titip sesuatu chat gue aja Jan." Jawab Aksa yang berjalan keluar meninggalkan Cofzy.

A few moment letter

"Taraaa kopi buatan gue udah jadi. Selamat minum Kak!" ucap Aruna yang berjalan dan menurunkan kopi di depan Hedar dan Januar.

"Cih belagu amat. Orang lo Cuma bikin americano doang sisanya gue yang bikin." Ujar Dani.

"Sensi amat sih lu."

"Kenapa? Gak terima?!"

"Hehhh udah udahh. Kalian bisa gak sih sehari aja kagak berantem? Gue bosen dengernya." Keluh Januar.

"Mereka nih kayaknya bakal berhenti berantem kalau ada yang gak beres Jan hahaha." Sahut Hedar.

"Iya Kak! Kalau kita berantem itu bukan karena kita benci tapi benci banget."

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang