15.

390 23 0
                                    





"Lo gapapa?"

"Emang gue kenapa?"

"Bukannya lo suka sama Aruna?"

Hedar diam menatap sahabatnya itu. Lalu dia tersenyum canggung.

"Keliatan banget ya? Hehe" ucap Hedar sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.

"Iya lah bangsat. Gue udah tiga tahun ya temenan sama lo, gimana gue gak tau?"

"Yayayaya."

"Sejak kapan lo suka sama Aruna?"

"From the first time I met her. When I found her lanyard"

"Love at the first sight right?" sambung Janu.

"HAHAHAHA apaan sih bangsat udah lah gausah dibahas."

"Terus kapan lo mau nyatain ke Aruna?" Janu kembali bertanya.

"I can't tho." Senyum di wajah pria itu memudar. Ia seperti menyerah pada realita. "Aksa..." omongannya berhenti sejenak. "He like her."

"Yeah, I know. But her feeling, no one knows and you will never know if you're not try to confess your feeling."

"Hahahaa, kagak. Gue gamau ngerusak pertemanan antara gue, Aksa, dan Aruna. Gue suka kondisi kita yang sekarang." Lanjut Hedar.

"Lo mending buruan ungkapin ke Aruna, percaya sama gue. Lebih baik nyesel setelah ngungkapin daripada lo nyesel gak bisa ngungkapin perasaan lo."

"Thankyou brodi sarannya. Tapi gue ngantuk mending kita balik sekarang. Cuss lo parkir mana gue yang nyetir."

"Sianjing dikasih tau malah ngalihin topik." Ucap Janu sambil melempar kunci mobilnya kepada Hedar.

**

Aksa dan Aruna pov

Aksa menyusul Aruna yang masih setengah sadar ketika ia berjalan menuju parkiran.

"Aruna!" Aksa menarik tangan wanita itu tepat sebelum driver ojek online melintas di depannya.

"KALAU JALAN LIAT LIAT DONG MBAK! SAYA UDAH TELAT MAU NGANTER PESENAN INI." Seru driver ojek online itu yang memang terlihat sangat terburu-buru.

Aksa melihat driver itu dingin dan tidak berkata satu patah kata pun.

Posisi Aruna kini hanya berjarak dua cm saja dari tubuh Aksa. Tangan kanannya mendekap lengan Aruna. Seketika Aruna terbebas dari kantuknya.

"Lo gapapa?" tanya Aksa pada Aruna.

"Iya gapapa kok Kak. Makasih ya." Ucap Aruna lalu mengambil beberapa langkah kebelakang agar berjarak dengan Aksa.

"Lo tunggu sini. Gue ambil mobilnya." Aruna hanya mengangguk.

Beberapa saat kemudian mobil Aksa sudah terparkir rapi di depan Aruna. Aksa keluar dari mobilnya dan membukakan pintu untuk Aruna. Tangan kiri Aksa menahan pintu itu, kemudian tangan kanannya berada di atas kepala Aruna menyisakan sedikit jarak diantaranya yang beriringan mengikuti gerak Aruna saat memasuki mobil agar tidak terkena langit langit pintu mobilnya.

Aksa kemudian masuk ke dalam mobil dan memasang seatbeltnya. Ia kemudian melihat ke arah Aruna. Aruna mengalihkan pandangannya ke luar jendela.

"Aruna."

"Iya Kak?"

"Aruna?"

"Iya Kak?"

Aksa menangkupkan kedua tangannya ke pipi Aruna dan memutar wajah Aruna agar melihatnya.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang