25.

275 14 0
                                    



"Aruna Faleesha."

"IYA APA FREYANIKA ALEA PUTRI?" sahut Aruna kesal mendengar namanya terus dipanggil oleh sahabatnya itu.

"Tell me, apa yang terjadi antara lo sama Kak Aksa?"

"Emang gue sama Kak Aksa kenapa?" jawab Aruna dengan memasang muka yang biasa aja. Dia tidak perlu tersedak makanan atau minuman kali ini.

"Hmmmm, kinda... sus?"

"Hahahaha kenapa anjir gue sama dia?"

"Yaudah deh kalau gak mau ngaku. But remember this, I'm watching you Aruna."

"Elaah lo suka sama Kak Aksa?"

"Hah kagaklah. Kak Aksa gue akui emang ganteng paripurna, tapi bukan tipe gue. Tipe gue tuh kayak Kak-"

EH ANJIR GUE NYARIS KECEPLOSAN LAGI. Ucap Lea dalam hati tepat sebelum mengucapkan nama tipe idealnya.

"Kak siapa?" Tanya Aruna. Namun Lea berpura-pura tidak mendengar dan melanjutkan makannya.

"Lea?"

"Hmmm apaa sihhh"

"Kak siapaa???"

"Eh Kak Januar?! Mau sarapan juga Kak?" Ucap Lea mengalihkan pembicaraan setelah melihat tiga serangkai itu masuk kedalam warung soto ini. Tiga serangkai yang dimaksud : Januar, Aksa, dan Hedar.

"Hei Lea! Iya nih. Loh ada Aruna juga?" Ucap Januar sambil menyikut lengan Hedar yang berdiri disampingnya.

"Hai Kak Januar." Sapa Aruna santai kemudian melirik kearah Aksa yang tengah memesankan makanan untuk mereka bertiga ke mamang soto.

Seolah paham dengan kode yang diberikan oleh Januar, Hedar pun menyapa mereka berdua. "Gila gila gilaaaa ada praktikan-praktikan gue nih. Selamat pagi sobat praktikan" Ucap Hedar sambil mengajak tos kepada Aruna dan Lea.

"Rese banget sih lu Kak. Masih pagi juga kudu nyebut praktikan banget? Mau ngingetin kita sama responsi kah?" Sahut Lea malas -namun tetap membalas tos dari Hedar- setelah mendengar kata praktikan yang otomatis membuatnya ingat dengan responsi.

"Ah elah bener kata Lea. Kenapa sih Kak di pagi hari yang cerah dan indah ini lo kudu manggil kita pake kata praktikan. Vibes nya kan berasa asistensi nih." Aruna juga membalas tos dari Hedar.

Januar kemudian duduk disamping Lea, diikuti oleh Hedar disampingnya. Tak lama Aksa menyusul mereka kemudian duduk disamping Aruna.

"Gue boleh duduk sini?" Tanya Aksa pada Aruna

"Boleh Kak! Duduk aja." Jawab Aruna.

Lea yang menyaksikkan keajaiban dunia ini sontak membelalakkan matanya seolah berkata "Kak Aksa duduk di samping lo Arunaaa."

Aruna yang melihat Lea kemudian berbisik "Ya terus kenapa anjir?"

"Kalian bisik-bisik apa sih?" Rasa kepo Hedar mulai menggerakan dirinya untuk bertanya.

"Oh enggak ini Kak katanya Aruna masih laper terus mau nambah soto. Tapi gara-gara ada kalian dia malu mau nambah."

"DIH KATA SIAPA GUE MAU NAMBAH SOTO?!"

"AHAHAHA gak usah malu lah Ar, mau gue pesenin nih?" Ucap Januar.

"Ehhh enggak Kak enggak. Emang si Lea nih sukanya ngadi-ngadi kok Kak."

"MAS DISINI TAMBAH LAGI SOTO SAT-"

"KAK HEDAR APAAN SIHH ENGGAK KAK." Sahut Aruna menampik tangan Hedar yang mencoba memanggil penjual soto.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang