27.

248 13 0
                                    





"Lea."

"Kenapa sih Arrr." Ucap Lea yang mencoba untuk biasa saja.

"Gue butuh penjelasan lo sekarang."

"Penjelasan apa sih?"

"Iya kita jadian." Ucap Januar dengan entengnya.

"KAK JANU!" Teriak Lea.

"Apa sih? Beneran kan? Kamu mau nyembunyiin berapa lama dari sahabat kamu sendiri Ale?"

Aruna masih buffering. Ia terlalu kaget dengan percakapan yang ia dengar barusan. "Kak Janu? Ale? Kamu???? WAH BENER BENER ALEA GUE NGAMBEK SAMA LO SIAL KESEL BANGET SINI GAK LO?!"

"Ehhhh lu mau ngapain Ar." Plakkk. Satu pukulan kecil mendarat di bahu Lea. "Aduh sakit anjirrrr."

"Ini kagak ada apa-apanya dibanding lo boongin gue ya anjir. Sini gak lo gue mau mukul lagi."

Lea berlari menjauhi Aruna dan tidak tertinggal Aruna mengejar di belakangnya.

"SINI LU JANGAN LARI DASAR"

"ARUNA UDAH DONG SAKIT BEGOOO."

"KAGAK ADA AMPUN BUAT LO LEAAAA."

Sedangkan Januar saat ini tersenyum melihat Lea – kekasihnya- yang sedang menjadi bulan-bulanan oleh Arun aitu.

"Lo beneran sama Lea?" tanya Aksa.

"Iya hehe." Ucap Januar sambil tersenyum salting menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.

"Si bangsat kagak ada announce apa-apa ke kita dulu." Sahut Hedar.

"Yaa map. Gue tadinya mau ngasih tau besok mumpung pada kumpul kan. Tapi udah ketahuan duluan sama Aruna. Padahal gue cuma bawain tas Ale aja."

"Yaiyalah bego. Mana ada cowok bawain barang cewek cuma-cuma kecuali dia majikan lo."

"I'm happy for you both. Langgeng ya Jan." ucap Aksa

"Thanks Sa. Cuma lo deh kayaknya yang support gue. Hedar mah daritadi nyacat mulu kerjaannya."

"Yeee sianyinggg."

Lelah melihat Aruna dan Lea kejar kejaran di ujung sana, Januar pun memanggil mereka berdua untuk mendekat.

"Ale, Aruna udah sini." Panggil Januar.

"Hah?" Lea menghentikan larinya kemudian ditabrak oleh Aruna yang tidak melihat jika Lea telah berhenti.

"KALAU MAU BERHENTI BILANG BILANG DONG"

"YA ELU YANG GAK LIAT ARUNA."

"EH! KETANGKEP MAMPUS LU." Ucap Aruna sambil memeluk Lea kemudian menggelitiki sahabatnya itu.

"AHAHAHAHAH UDAH ARUNA UDAHHHH IYAA GUE SALAAH MAAF YA MAAF HUAHAHAHAA UDAHHHHH."

"Tidak ada ampun untukmu hari ini Alea."

"Aruna."

"Hmm? Iya Kak? Bentar nanggung."

"Aruna, Lea."

"Ar, itu lo dipanggil Kak Aksa." Bisik Lea.

"Eh lo juga anjir. Jadi serem gitu sih. Perasaan Kak Janu biasa aja juga." Bisik Aruna.

"IYA KAK KITA OTW." Ucap Aruna dan Lea lalu menghampiri Januar, Aksa, dan Hedar di meja bar.

"Karena udah lengkap kita briefing dulu buat agenda hari ini."

"Loh bentar Kak, gak nunggu Dani?"

"Dia tadi ijin ke gue gak bisa dateng hari ini. Deadline besok katanya."

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang