33.

229 9 0
                                    

"Itu kan Kak Aksa? Gue samperin aja deh bosen banget nunggu Kak Hedㅡ eh Kak Aksa ga sendiri?"

Dari mejanya Aruna dapat melihat dengan jelas seorang wanita yang sedang berjalan ke arah Aksa dengan senyum merekah di bibirnya.

"Siapa?" Aruna kemudian kembali duduk di atas bangkunya. "Tumben Kak Aksa sama cewek? Yaa gue juga gatau sih biasanya gimana tapi kayaknya dia gak pernah ketemu sama cewek selain temen asdosnya + ibu dosen? Apalagi berdua doang." Gumamnya.

"Permisi neng, pesenennya"

"Oh iya makasi Aa taruh sini aja." Ucap Aruna sambil tersenyum lalu kembali lagi untuk fokus memperhatikan Aksa dan wanita itu. 

"Ih pake senyum pula Kak Aksa." Sungutnya tanpa sadar.

"Lah kok gue sebel liatnya? Terserah dia lah bego lu ngapain ngurusin perkara dia senyum ke cewek lain."

Aruna masih terdiam dalam lamunannya, lebih tepatnya memperhatikan Aksa dan wanita itu. Tak lama kemudian Hedar datang.

"Run."

Aruna tidak mengindahkan panggilan Hedar.

"Woi Aruna!"

"Hah iya udah Aa pesenanny- Kak Hedar apaan ihh."

"Lu liatin apa deh" Ucap Hedar sambil ikut menengok apa yang dilihat Aruna.

"Gak gak gak. Gak adaa gue mah bengong barusan."

"Ohhh. Gue duduk sini ya." Ucap Hedar yang saat ini telah duduk tepat di depan Aruna. 

"Iya udah duduk duduk aja lagi gausah ijin ke gue" Jawab Aruna.

"Yaelah ni anak nge gas amat. Udah gitu siang siang bengong, kesambet baru tau rasa lu."

"Bawel banget lu ah Kak. Nih pesenan lo udah dateng."

"Okeee makasih Arunaaa. Yok makan keburu dingin nih."

"Lah gue dari tadi nungguin lo kali Kak. Emang jalan dari lab ke kantin macet yak? Ambil Hp aja lama banget."

"Hehe gue ketemu dosen pembimbing di lorong depan lab dan duaarrr  ditanyain lah progress skripsi gue."

"Hmm terus terus?" Ucap Aruna sambil melahap mie rebus pesanannya itu.

"Ya tweus gue ngwbrol dulu samw doseb gun" Ucap Hedar dengan mulut yang penuh makanan.

"Ihhh telen dulu lah Kakk. Gue gak paham lo ngomong apa."

"Udah." ucap Hedar setelah menelan makanan yang ada di mulutnya. "Ya terus gue ngobrol dulu sama dosen gue Run."

"Pasti kena marah kan lo?"

"Gue? Kena marah dosen? Sorry to say tapi gapernah Run seumur umur beneran. Gue tuh gini-gini rajin ya."

Aruna hanya menggelengkan kepala karena tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Hedar. Cowok setengil lo gak pernah kena marah? Ga percaya gue. Gumamnya dalam hati. Mereka lalu melanjutkan agenda makannya.

"Haidar? Hedar! Hah iya! Ini lo kan?"

Aruna dan Hedar menoleh ke arah suara.

"Kak Gia?"

Kak Gia? Siapa? Aruna bermonolog dalam hati.

"Sumpah ini beneran lo Hed? Astaga Hedarrrrrr" seru Gia sambil menangkup pipi Hedar dan menoelnya.

"Aaahhh Kak udah dong ini di kampus bukan di rumah." Ucap Hedar menahan malu karena secara tidak langsung mahasiswa lain ikut memperhatikan mereka karena seruan dari Gia yang cukup keras tadi.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang