Naruto kali ini melarikan diri lagi dari sesi latihan bersama Yahiko dan teman-temannya agar bisa berlatih bersama Gaara setelah pulang sekolah.
Karena Naruto akui berlatih bersama Gaara, Naruto rasakan perubahan yang kentara meski Gaara memukulnya sungguhan. Bukan untuk menghilang-hilangkan niat baik dan usaha kakak-kakak kelasnya, hanya saja, bersama mereka Naruto selalu di-bully teman-temannya yang menontonnya berlatih.
Latihan bersama Gaara hanya ada mereka berdua, fokus dan konsisten.
Naruto belum memiliki satu pun ide mengenai Gaara yang datang kepadanya menawarkan bantuan dengan cara mengajari cara-cara berkelahi versinya.
Kata-katanya ambigu, selalu membawa kata kau lebih baik darinya.
Naruto tidak tahu lebih baik dari siapa, tapi kalau ada bantuan gratis, untuk apa protes?
Tapi sebelum kembali ke taman dekat rumahnya untuk berlatih dengan Gaara, Naruto menyempatkan diri ke sekolahnya Sakura.
Biasa...
Naruto terkikik memikirkan apa yang akan ia lakukan untuk Sakura.
“Sakura-chan!”
Naruto berdiri di depan Sakura. Bersyukur masih bisa bertemu dengan Sakura di tempat biasa meski pertemuan mereka singkat sebelum ayah Sakura datang menjemput Sakura.
Sakura memasukkan ponselnya ke dalam saku seragam. “Hai.” Sapa Sakura.
“Hai!” Naruto menyapa balik dengan semangat. Merapikan surai rambutnya agar tidur tetapi mencuat ke atas lagi. Naruto tetap mempertahankan senyumnya. “Rambutmu sudah bagus begitu.”
Naruto menunduk, menggigit bibir bawahnya mendengar pujian Sakura.
Dengan cepat Naruto mendongak. Menatap setiap inci wajah Sakura, Sakura mengerjapkan matanya bingung. “Ada sesuatu di wajahku?” Sakura menyentuh pipinya.
“Tidak ada yang salah dengan wajahmu.” Jawab Naruto.
“Lalu ada apa melihat wajahku seperti itu?” Tanya Sakura, yang masih melihat senyum di wajah Naruto.
“Kau terlihat seperti kakakku.”
“Kau punya kakak?” Tanya Sakura.
“Tidak.”
“...”
“Aku tidak punya kakak. Aku anak tunggal.” Sakura terkekeh. “Kau lucu sekali.”
“Tentu saja aku lucu, tahu!” Naruto bersedekap dada, menyombongkan diri. Sakura tersenyum.
“Mungkin aku hanya grogi ada di dekatmu jadinya tidak tahu harus mengatakan apa. Hehe...” Akhirnya Naruto mengaku, menggaruk surai pirangnya yang tidak gatal.
“Aku serius kali ini,” Naruto menatap Sakura tiba-tiba.
“Huh?” Sakura menaikkan satu alisnya, bingung.
“Wajahmu terlihat seperti seseorang yang kukenal.” Naruto menggambar raut berpikir di wajahnya.
“Oh, siapa itu? Aktris cantik, kah?” Tebak Sakura.
“Bukan,” Jawab Naruto enteng.
“Lalu?” Sakura sedikit cemberut.
“Wajahmu terlihat seperti seseorang yang kukenal,” Ulang Naruto, Sakura menunggu lanjutan Naruto. “Seseorang yang akan menjadi teman hidupku.”
Sakura terdiam, seperti memprosesnya, tetapi tak lama tertawa, benar-benar tertawa. Naruto terpana pada tawa Sakura yang bebas namun tetap anggun itu untuk yang pertama kali. Dalam hati bersorak senang berhasil membuat gadis yang disukainya tertawa jadi ia bisa memiliki jalan pada tahap serius selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHATEVER THE PRICE [ SasuNaru ] [S1-S2✓|S3]
Fanfiction[ Season 1 ✓ | 2 ✓ | 3 ] (!) KONTEN DEWASA! Cerita ini memiliki rating dewasa untuk adegan kekerasan fisik dan seksual, darah, pemaksaan, ancaman, konflik dan pembicaraan yang berat, bahasa kasar, gak stabil, yang ditulis secara jelas atau tersirat...