Sasuke keluar dari dalam mobil saat pintu itu dibuka oleh sopir pribadinya, setelahnya Sakura keluar dan berada di sisinya. Sopir membungkuk hormat pada mereka dan dibalas anggukan singkat olehnya dan senyum kecil Sakura.
Sasuke merapikan sebentar jasnya dan berdiri tegap di depan rumah yang pernah ia datangi pada malam delapan tahun lalu.
Pagar kecil rumah itu terbuka lebar, mempersilakan siapa saja yang datang. Sasuke merangkul pinggul Sakura, melangkahkan kakinya ke depan bersisian dengan wanita itu. Berhenti tepat di ambang pintu yang juga terbuka.
Memperlihatkan orang-orang yang ada di sana yang belum menyadari kehadirannya dan Sakura.
Orang-orang itu adalah Shikamaru, Kiba, Konohamaru, Neji dan saudari terkutuknya yang berdiri di sisi wanita bersurai merah panjang dengan Ino dan Karin.
Ia mengetuk pintu itu untuk memusatkan atensi mereka padanya. Dan seketika semua pasang mata menoleh padanya.
Seorang wanita dan seorang pria yang ia kenal berjalan menujunya.
“Bibi, Paman.” Sapa Sasuke pada wanita paru baya bersurai merah panjang yang masih terlihat cantik diusianya ketika wanita itu sampai di depannya bersama pria paru baya bersurai pirang yang juga masih terlihat tampan dan gagah diusianya, ibu dan ayah Naruto.
“Ya,” Balas Kushina, wajah sedihnya mengerut bingung pada Sasuke. “Kau?” Tanyanya, berpegangan pada tangan Minato untuk tetap membuatnya berdiri tegak.
Sasuke mengulas senyum kecil. Seketika mengingat awal pertemuan sekian tahun dengan Naruto malam lalu yang tidak mengenalinya. Ibu dan anak ini sangat mirip.
“Aku, Sasuke. Teman semasa sekolahnya Naruto. Orang yang pernah ditolong Naruto dan membawaku ke rumah Bibi dan Paman sebelum kalian pindah waktu itu.” Jelasnya.
“Ah, ya, Bibi ingat.” Kushina tersenyum sedih. Sasuke mengangguk maklum.
“Dan ini Sakura, istriku, salah satu teman SMA Naruto juga.” Sasuke menunjukkan Sakura yang ia rangkul pinggangnya ke depan Kushina dan Minato.
“Kau,” Kushina menatap Sakura yang menanti dalam tegang apa yang akan dikatakan. “Kau adalah gadis yang pernah diceritakan Naru padaku, gadis pertama yang disukai Naru.” Manik hijau Sakura melebar mendengarnya.
“Hai.” Sapa Kushina, menghapus air matanya yang menetes pada ingatan di kepalanya saat Naruto menceritakan tentang Sakura. “Kau wanita yang cantik dan terlihat kuat.” Pujinya, dengan senyum lembut keibuan. Tetapi lelah itu masih terlihat di wajah cantik Kushina.
“Hai, Bibi.” Sakura mengulas senyumnya, menahan kesedihan di dalam hatinya. Mengingat masa lalu bahwa Naruto benar ketika mengatakan padanya kalau dia menceritakan dirinya pada ibunya.
Mungkin jika saja ia tegas menolak kehadiran Naruto pada percobaan pertama pria itu, semua ini tidak akan menimpa keluarga bahagia ini sebelumnya.
Sasuke merasakan tatapan yang mengarah padanya tetapi tidak membiarkan dirinya menoleh, tetap fokus pada wajah kedua orang tua Naruto.
“Aku mendengar kabar yang menimpa keluarga Bibi, bahwa Naruto hilang.” Raut wajah Kushina mengerut semakin dalam dan hendak menangis lagi.
Kushina mengangguk pelan. “Ya...” Lirihnya.
Wajahnya berubah prihatin yang dalam. “Maaf untuk kejadian ini, Bi.” Katanya, ikut berduka pada kejadian tak diinginkan itu. “Aku datang untuk menawarkan bantuan mencari Naruto.”
Wajah Kushina terliputi harapan mendengarnya. Menggenggam erat kedua lengan Sasuke seperti pegangan hidupnya. “Tolong, tolong bantu temukan anakku, Sasuke!”
KAMU SEDANG MEMBACA
WHATEVER THE PRICE [ SasuNaru ] [S1-S2✓|S3]
Fanfiction[ Season 1 ✓ | 2 ✓ | 3 ] (!) KONTEN DEWASA! Cerita ini memiliki rating dewasa untuk adegan kekerasan fisik dan seksual, darah, pemaksaan, ancaman, konflik dan pembicaraan yang berat, bahasa kasar, gak stabil, yang ditulis secara jelas atau tersirat...