3. Percaya

1.3K 144 44
                                    

Catatan Nap :

Buat kamu yg masih di cerita ini, di season ini, aku mau kasih kabar kalau ending cerita ini cukup baik-baik aja.

Aku gak bisa bilang itu happy atau sad ending karna pendapat kita beda-beda.

Tapi aku rasa endingnya kira-kira seperti memulai hidup yg baru dengan awal yang baik/manusiawi. Dari line ini udah ngeh kan gimana akhir dari SN di cerita ini (*walaupun dari line ini udah keliatan endingnya tapi kan balik lagi ke pendapat masing-masing nanti).

Romans di season ini tipis-tipis karna bakal aneh kalo terlalu manis, kayak gak nyambung aja nanti sama sepanjang alur cerita ini berjalan.

Jadi jangan khawatir sama kamu yg mau bertahan di sini sampai tamat, walau awal-awal season ini menyebalkan tapi itu kan proses, gak bisa langsung aku gujuk-gujuk ke momen yg menyenangkan. 

Selalu, koreksinya aku tunggu♡

•••

Setelah menutup kencang pintu rumahnya di depan wajah Sasuke, Kushina langsung pergi menuju kamar Naruto.

"Naruto, ini Ibu!" Kushina mengetuk dan mengatakan, hampir berteriak, bahwa itu adalah dirinya. Kushina tidak ingin menakuti anaknya yang sedang kalut di dalam. 

Tetapi tidak menunggu jawaban dari Naruto, hanya sekadar untuk mengkonfirmasi bahwa dirinya akan datang, Kushina masuk ke dalam kamar.

Tangannya yang menggenggam kenop pintu mengerat, dan tangan lainnya terkepal kuat melihat Naruto berdiri di sisi ranjang, menatap horor ke arahnya, ke arah pintu. Berpikir bahwa ia adalah monster itu.

Kushina melangkah lebar-lebar menuju Naruto lalu menarik anaknya itu ke dalam dekapannya yang aman.

"Tidak apa-apa, kau memang seharusnya tidak menghadapi monster itu." Kushina berbisik menenangkan, tidak ingin anaknya berpikir dia lemah, semua itu terjadi karena kesalahan monster itu. Anaknya sudah sangat berani mencoba menghadapi monster itu.

Dirasakannya tubuh tegang anaknya mulai rileks dalam dekapannya.

Tangan Naruto melingkari pinggangnya dan menyandarkan sisi wajahnya di bahunya. 

Kushina tak henti memberi afeksi kasihnya pada Naruto, dengan telaten jari-jari lentiknya mengelus punggung kurus Naruto dan surai pirangnya.

Membiarkan mereka tenggelam dengan deru napas Naruto yang perlahan teratur, mengimbangi napas Kushina. 

Beberapa detik terdiam dalam dekapan itu, Kushina kembali membuka suara. "Ibu mengatakan yang sebenarnya, kan? Kau tidak seharusnya mencoba, dia monster, Nak."

Kushina menjeda sesaat merasakan tubuh anaknya kembali menegang lalu melepas sedikit dekapan itu, ingin melihat wajah anaknya kemudian menangkup pipi kanan Naruto.

"Tapi kau tidak salah karena mencoba menemuinya, monster itu yang salah karena mencoba menemuimu. Kau sudah sangat berani hari ini, Naruto. Tapi jangan kau coba untuk mengulangnya lagi, ya?" 

Kushina menatap lembut namun yakin mata biru Naruto yang sedikit tidak fokus, menahan dagu Naruto yang hendak turun, menunduk, menghindari pandangan matanya. Dengan halus menaikkan kembali dagu itu sehingga mata biru anaknya kembali menatapnya. 

"Hei, Ibu sedang bicara padamu, Naruto." tuturnya lembut. Sekilas melihat rasa bersalah terbias di mata biru anaknya dan Kushina tersenyum tipis dari anggukkan samar Naruto di tangannya.

"Kau 26 tahun sekarang tapi bagi Ibu itu hanyalah angka. Kau 27, atau 40, 50, dan berapapun tahun usiamu nanti, kau tetap anak kecilnya Ibu, kau tetap bayi laki-lakinya Ibu." 

WHATEVER THE PRICE [ SasuNaru ] [S1-S2✓|S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang