Ada sedikit flashback secara jelas dan tersirat di cerita bagian pertamanya bab 6. Surat Wasiat, bab 16. Dekat, dan bab 19. Kembali.
(!) 6000+ kata
(!) Tolong tetap aman!
•••
“Kau sudah mengamankan mereka?”
Manik hitam Sasuke tertuju pada Kakashi. Pria itu mengangguk singkat. “Mereka aman.”
“Di mana Sakura?” tanyanya.
“Tidak tahu tapi tidak ada laporan kalau dia keluar dari markas.” Juugo menjawab tegas.
Naruto tidak tahu akan apa yang mereka katakan tapi dari sarat nada yang tidak mengenakkan, Naruto tahu bahwa itu bukan hal yang bagus. Ditambah orang-orang di hadapannya membawa-bawa nama Sakura, si calon penyelamatnya.
Sasuke mengangguk singkat. Wajahnya keras. Naruto tahu pria itu sedang menahan amukan badai di dalam dirinya.
Naruto terperanjat ketika Sasuke bangun dari kursinya.
Kakashi dan Juugo otomatis menyingkir dari jalan yang akan dilalui Sasuke di depan mereka.
Naruto berdiri juga dari duduknya, mencoba meraih tangan Sasuke dengan tangan kirinya, tadi hampir saja menggunakan tangan kanan kalau ia tidak langsung sadar bahwa ia masih harus bersandiwara tentang bahu kanan yang harus dihati-hatikan.
“Tunggu, Sasuke.” Sasuke tidak mendengarkannya, terus berjalan menuju pintu dan diikuti Kakashi juga Juugo. Kalau Naruto tidak berpura-pura pergelangan kaki yang masih sakit, ia ingin berjalan dengan cepat dan meraih bahu pria itu lalu meninjunya dan keluar dari sana. Naruto menggeleng, pikirannya mulai kacau.
“Tung—agh!” Naruto berharap ringisan sakit yang dibuat-buatnya itu berhasil menahan langkah Sasuke keluar dari ruangan memuakkan itu tetapi Sasuke tidak terpengaruh, terus berjalan ke arah pintu.
Naruto masih harus berpura-pura kakinya masih sakit, berjalan tertatih-tatih menyamai langkah Sasuke. Dalam benak mengutuk pria gila itu di setiap langkah tertatihnya.
“Sasuke,” Naruto berhasil meraih lengan Sasuke tepat ketika pria itu telah membuka pintu dengan sidik jarinya, hasrat ingin melarikan diri ketika melihat pintu terbuka di depan matanya semakin membesar.
“Hn?”
Manik kelam Sasuke lebih gelap malam ini dan lebih sesuatu yang tidak bisa Naruto gambarkan.
“Sakura tidak salah! Sakura hanya kasihan melihatku begini,”
“Sakura tidak salah?” Sasuke memotong. “Kau tahu ini.”
Naruto membola. Menyadari kata-katanya.
Sasuke meraih lengan atas kiri Naruto yang masih terkejut, mencengkeramnya kuat. Menyeret Naruto keluar dari kamar khusus. Naruto masih harus berpura-pura bahwa kakinya pincang, tertatih-tatih mengikuti langkah Sasuke.
Rahang pria itu mengeras dari sisi tampilan yang dilihatnya. Naruto tidak tahu seberapa menyeramkan pria itu berada di lapangan, mengeksekusi para korban bisnisnya, karena saat ini Naruto akan jujur bahwa pria itu lebih menyeramkan malam ini.
Sasuke menarik Naruto sampai langkah mereka termasuk Juugo dan Kakashi yang mengikuti berhenti di ruangan luas atau aula markas besar itu.
Para orang-orang Sasuke yang ada di aula dan beberapa pelayan yang lalu lalang berhenti dari langkah dan kegiatan mereka ketika melihat bos mereka terutama melihat kondisi panas yang sedang terjadi, menunduk takut-takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHATEVER THE PRICE [ SasuNaru ] [S1-S2✓|S3]
Fanfiction[ Season 1 ✓ | 2 ✓ | 3 ] (!) KONTEN DEWASA! Cerita ini memiliki rating dewasa untuk adegan kekerasan fisik dan seksual, darah, pemaksaan, ancaman, konflik dan pembicaraan yang berat, bahasa kasar, gak stabil, yang ditulis secara jelas atau tersirat...