“Shikamaru-senpai!”
Shikamaru langsung disembur bahkan sebelum menempelkan ponselnya ke daun telinganya.
Shikamaru menjauhkan sedikit ponselnya itu dan melihat lagi sebelum menempelkan ke telinganya nama yang meneleponnya mendengar nada suara yang berbeda dari nama si pemilik nomor.
“Ada apa lagi kali ini?” Tanyanya bosan, benar-benar tahu nada yang digunakan Naruto dan ketiga adik kelasnya ketika mereka sedang dalam keadaan sulit.
Pemuda bermata kuaci itu terlihat seperti sudah sangat terbiasa dengan tingkah laku mereka.
“Aku, Udon, Moegi, dan Naruto-niichan diculik oleh Senpai Seram yang kemarin!”
Shikamaru berdiri dari duduk bersimpuhnya. Temannya yang ada di seberang meja mendongak melihat lawan main latihan catur mereka sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang mereka pilih.
Shikamaru tidak menyangka bahwa masalah kali ini mereka berempat berhadapan langsung dengan ketua kelompok Taka.
Apa yang mereka pikirkan?
Bagaimana ceritanya mereka ada di sana?
“Huks, tolong kami, Senpai!”
Rengekkan dari adik kelasnya, Konohamaru, mengeluarkan Shikamaru dari kepalanya.
“Aku izin berlatih hari ini.” Shikamaru berkata begitu saja bahkan sebelum selesai mengatakannya pemuda itu telah berlari keluar ruangan.
Merepotkan.
“Di mana kalian?”
Bukannya jawaban alamat yang didapat, Shikamaru malah mendengar rengekkan Konohamaru yang semakin kencang. Dalam gusar sambil berlari menuju gerbang sekolah, Shikamaru menaikkan alisnya bingung. Naruto dan ketiga biri-birinya benar-benar unik.
“Aku tidak tahu, huaa~!”
Shikamaru menghela napas panjang. Sempat menduga namun tidak menyangka benar.
“Berikan ponselnya pada Naruto “ Kata Shikamaru serius. Ini bukan masalah main-main, Naruto dan ketiga adik kelasnya dalam bahaya.
Kembali pada Naruto dan ketiga adik kelas kesayangannya.
Naruto mendengarkan obrolan Konohamaru dengan Shikamaru dengan terus menatap tajam dan menantang pada Sasuke padahal di balik dadanya, jantungnya berdegup sangat kencang mengawasi gerak-gerik Sasuke dan kawan-kawannya jika maju atau bergerak sedikit ke arah mereka.
Naruto merasakan tarikan dari seragam belakangnya. Tidak menurunkan pertahanannya, Naruto menengok ke belakang.
“Shikamaru-senpai ingin bicara dengan Niichan.”
Naruto mengambil ponselnya dari tangan Konohamaru. Menempelkan ponsel itu ke telinganya.
“Shikamaru!”
Naruto berhenti. Menyadari nadanya yang terdengar seperti merengek. Ia melirik ke arah kawanan itu dan melihat pemuda bersurai biru terkikik dan si pemuda bersurai gaya ayam itu mendengus mengejeknya.
“Ekhem!” Naruto menetralkan nada dan mimik wajahnya.
“Shikamaru, bisakah kau datang? Aku ada sedikit masalah di sini.” Tanya Naruto kalem. Ia yakin sahabat paling malasnya itu akan datang untuk membantunya, seperti biasa.
“Kirimkan aku alamatnya.” Naruto mendengar nada serius Shikamaru sedikit merinding karena ia jarang mendengar nada itu pada Shikamaru.
“Tolong jangan beritahu atau bawa Yahiko-senpai ke sini, ya?” Naruto seketika berbalik ke arah ketiga adik kelasnya yang terkejut pada gerakan tiba-tiba Naruto, berbisik, sedikit memohon. Sedangkan Sasuke dan kelompoknya yang lain hanya memerhatikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHATEVER THE PRICE [ SasuNaru ] [S1-S2✓|S3]
Fanfiction[ Season 1 ✓ | 2 ✓ | 3 ] (!) KONTEN DEWASA! Cerita ini memiliki rating dewasa untuk adegan kekerasan fisik dan seksual, darah, pemaksaan, ancaman, konflik dan pembicaraan yang berat, bahasa kasar, gak stabil, yang ditulis secara jelas atau tersirat...