18. Jarak

2.3K 218 26
                                    

Sebelum mulai baca bab ini, tolong baca komentar aku yang ada di sini.

(!) 8500+ Kata!

•••

"Biarkan, tambah saja sedikit kadar obat agar dia setengah terjaga."

Gerakan kejut dari tubuh yang diam, bergetar samar di atas kasur dari efek mimpi tak mengenakan. Naruto membuka lebar mata yang terpejam dan tarikan napas tajam yang sesak terdengar.

Kedua manik birunya bergerak liar menatap sekeliling dengan waspada, mengabaikan rasa pusing dari gerakan mendadak.

Menggerakkan paksa seluruh anggota tubuhnya. Kedua tangan dan kakinya. Merasakan mereka yang bergerak kaku dan nyeri. Sedikit beban berat terangkat. Ia masih lengkap.

Setelah mendeteksi tidak ada orang selain dirinya, mengetahui ia masih bisa melihat, mendengar, dan mencium udara sekitar, perlahan-lahan itu membebaskan dadanya dari sesak.

Naruto melemaskan dirinya lagi terkulai di atas kasur. Memejamkan mata dan mengatur napas.

Namun tak lama Naruto menyadari sesuatu lalu kembali membuka matanya. Ruangan tempatnya terbangun saat ini bukan lagi ruangan kecil yang sangat sederhana melainkan ruangan besar yang pertama kali mengurungnya.

Kamar itu persis terakhir kali ketika ia dan Gaara pergi. Jendela terbuka seperti yang masih diingatnya. Yang berbeda hanyalah kamera pengawas yang ada di atas pintu masuk dan keluar sudah tidak ada lagi di sana. 

Naruto tidak ingat ia pernah pindah lagi ke kamar ini atau ada seseorang yang membawanya ke sini.

Kecuali ia dalam keadaan tak sadarkan diri.

Juga tidak ingat terakhir kali sebelum ia menutup mata dan terbangun dengan penuh kebingungan seperti sekarang.

Memutuskan sesaat acara pikir-memikirnya, Naruto berniat untuk bangun namun kepalanya terasa sakit ketika ia mengangkatnya.

Tak mempedulikan rasa sakit menyerang kepalanya, Naruto memaksakan diri untuk bangun lalu duduk. Berbaring membuatnya terasa sangat mudah diserang. Naruto pelan-pelan memundurkan dirinya yang kaku untuk bersandar di kepala ranjang.

Napasnya terengah-engah hanya untuk membuat dirinya sendiri duduk dan bersandar.

Naruto yakin bahwa ia hanya tidur semalam, tidak mungkin seluruh tubuhnya kaku seperti telah tidur berhari-hari.

Naruto menunduk, melihat dirinya sendiri. Ia berpakaian lengkap. Masih dengan warna hitam. Naruto menarik kedua kakinya yang berselonjor ke depan dada, melindungi dirinya sendiri.

Naruto menyetujui idenya bahwa ada seseorang yang membawanya ke ruangan ini lagi ketika ia tidur.

Tapi Naruto tidak bisa tidur dengan pulas semenjak berada di tempat ini dan gerakan kecil mampu membuatnya terbangun.

Anehnya ia pun tidak terganggu sama sekali bahkan tidak mengingat apa yang terjadi sebelumnya.

Naruto menatap pintu kamar yang tertutup. Memikirkan mimpinya.

Teringat pada malam aneh seperti ia sedang bermimpi tapi ia yakin bahwa ia sadar namun Naruto sendiri tidak yakin dengan keduanya 

Ada suara-suara samar yang mengudara di sekitarnya terdengar di telinganya dan samar-samar melihat langit-langit ruangan asing dan benda besar bercahaya menyilaukan matanya. Ruangan aneh itu bukan terlihat seperti di ruangan yang ditempatinya sekarang atau ruangan kecil setelah ia tertangkap lagi.

"Dia bangun."

"Apakah kita harus membiusnya lagi?"

Dari kata yang masih diingatnya, Naruto yakin bahwa ia memang sadar saat itu tapi tidak tahu apa yang terjadi. Ia tidak bisa merasakan apa pun. Hanya terasa seperti berada di dalam mimpi. Bahkan ia tidak bisa mengenali pemilik suara itu pria atau wanita.

WHATEVER THE PRICE [ SasuNaru ] [S1-S2✓|S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang