5. Lengah

2K 239 27
                                    

Setelah menelepon Sakura untuk datang ke kamar Naruto dan memeriksakan kondisi Naruto, Sasuke lanjut berjalan ke ruang kerjanya yang ada di dalam kamarnya.

Dan di sebelah kamarnya adalah kamar Naruto.

Lantai kamarnya adalah lantai khusus yang tidak bisa dijejaki oleh langkah sembarangan. Hanya ayahnya dan kakaknya yang juga memiliki kamar singgah di rumahnya itu sekaligus markas utama, dan tidak ada lagi kamar selain kamar-kamar itu di lantai paling atas di rumah besar itu.

Kamar Sakura berada di bawah lantainya dan meski Sakura berstatus sebagai istrinya tetapi kamar mereka tetap terpisah ketika pernikahan mereka hanya digunakan untuk pion-pion bisnis, berderetan dengan kamar-kamar ketiga orang andalannya. Sai, Suigetsu, dan Juugo.

Lantai kamarnya yang khusus hanya untuknya dan keluarganya, menjadi dilewati berkali-kali oleh beberapa orang yang memiliki izin akses ke kamar Naruto dan beberapa orang yang mendampingi salah satu orang andalannya atau Sakura.

Kamar Naruto adalah ruangan yang awalnya merupakan ruang kerjanya. Disulap menjadi kamar khusus yang dipersiapkan setelah hari acara reuni pertama Naruto untuk si pirang.

Dan hari ketika Naruto melamar wanita itu.

Sasuke mempersiapkan segalanya.

Salah satunya memindahkan segalanya yang ada di ruang kerja sebelumnya ke kamarnya agar bisa memerangkap seseorang tepat di sebelah kamarnya.

Awalnya tidak memasang kamera pengawas dan alat sadap yang memonitori kegiatan Naruto, masih ingin memberikan satu-satunya kebebasan untuk si pirang di saat ia telah mensterilkan ruangan itu benar-benar aman dari sesuatu yang membahayakan diri si pirang sebagai ancaman untuknya.

Tetapi memilih untuk memasang benda-benda itu untuk memantau keadaan Naruto yang selalu terkena serangan panik di dalam tidurnya.

Si pirang akan kesulitan bernapas dan dari gerak-geriknya yang membutuhkan pertolongan, Sasuke akan mengirim Sakura atau salah satu ketiga orang andalannya untuk menyadarkan Naruto.

Karena tidak mungkin ia sendiri yang melakukannya saat dirinyalah penyebab si pirang terkena serangan panik bahkan di dalam tidurnya.

Bukannya sedikit membantu, mungkin ia akan membuat si pirang makin memburuk.

Kembali ke kursi kerja setelah dari kamar Naruto yang tidak sadarkan diri. Menyalakan laptopnya untuk melihat data-data bisnisnya dalam beberapa hari ini tetapi setengah jam kemudian beralih ke hasil tangkapan video dari kamera pengawas di kamar Naruto.

Memerhatikan berjam-jam si pirang yang masih di posisi yang sama ketika ia meninggalkannya.

Menjadi intens ketika melihat gerak-gerik Naruto yang terbangun. Si pirang terdiam lama lalu melepas selang oksigen di hidungnya, Sasuke masih diam, mengawasi, tetapi gerak dada si pirang menjadi cepat dan membusung.

Naruto terkena serangan panik lagi.

Susah payah bergerak asal untuk meraih selang oksigen yang tadi dibuangnya sampai tanpa sadar memutuskan selang infus yang terhubung dengan tangan itu. Dan saat itulah Sasuke meninggalkan kamar sekaligus ruang kerjanya untuk ke sebelah kamarnya.

Melihat Naruto berjuang meraih selang oksigen, mendengar napas putus-putus yang menyakitkan.

Sasuke menambah kecepatan langkah kakinya. Meraih bahu itu dan memosisikannya dengan benar terbaring di atas kasur, mengambil selang oksigen yang ada di antara selipan kepala ranjang dan kasur.

Mengangkat kepala Naruto dan memasangkannya dengan hati-hati ke hidung Naruto. Memegang kedua bahu itu. Mengetatkan rahangnya menahan buncahan emosi di dalam dirinya menatap manik biru berkaca-kaca dan merah Naruto. Menatapnya seperti ia adalah harapan satu-satunya di dunia ini.

WHATEVER THE PRICE [ SasuNaru ] [S1-S2✓|S3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang