Alhamdulillah

12 8 0
                                    

Wa min Aayaatihii an taquumas samaaa'u wal ardu bi-amrih; summa izaa da'aakum da'watam minal ardi izaaa antum takhrujuun

Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya. Kemudian apa-bila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu kamu keluar (dari kubur).
(QS. Ar-Rum :25)

"Shodaqallahul'adzim," ucap seseorang sembari menutup mushaf yang terbaring di pangkuannya.

*****

Sholat maghrib berjamaah telah selesai sedari tadi, dan kini yang ada tinggal hiruk pikuk santri yang sedang sibuk ngaos sorogan. Tak terkecuali Abdur, yang terlihat telah ikut mengantri dengan membawa dua buah kitab dengan nama yang sama, yaitu Fathul Qarib untuk ngaos sorogan bersama pak Ali. Dan hampir semua santri melakukan hal yang sama seperti yang Abdur lakukan. Satu per satu santri yang duduk di depan Abdur nampak bergantian menyerahkan kitab yang mereka bawa kepada pak Ali. Kemudian memaknai setiap maqalah yang terdapat di kitab tersebut sesuai dengan makna yang dibacakan oleh beliau.

Begitu pula yang dilakukan Abdur. Setelah sampai pada gilirannya, ia segera menyerahkan kitab yang dibawanya kepada pak Ali. Abdur nampak sekali menunjuk di bagian mana terakhir kali ia selesai. Setelahnya, beliau terlihat segera membaca serta menguraikan makna dari beberapa maqalah dalam kitab tersebut, sedang Abdur menuliskan makna tersebut pada kitab yang berada di pangkuannya.

Kala itu, pak Ali hanya sedikit membaca serta menguraikan makna dari maqalah-maqalah dalam kitab tersebut. Setelahnya, beliau menyerahkan kembali kitab tersebut kepada Abdur. Dan dengan segera Abdur menerima kitab tersebut seraya mencium telapak tangan pak Ali. Ia kemudian nampak mengundurkan diri dari tempatnya dengan merangkak beberapa langkah ke belakang.

Kira-kira tiga langkah ke belakang, Abdur terlihat kembali duduk. Ia nampak membuka kembali kitab dalam dekapannya, kemudian memuthola'ah bagian-bagian yang baru saja ia kaji bersama pak Ali. Sejenak ia terlihat begitu fokus memahami beberapa maqalah tersebut. Dan setelah sampai pada maqalah yang terakhir, ia tutup kembali kitab tersebut. Kemudian ia cium sekali kitab tersebut.

Sejenak Abdur nampak termenung sembari mengitarkan pandangannya ke seisi masjid. Ia amati setiap celah yang mampu didekap pandangan matanya. Dan ketika pandangannya sampai di satu tempat tepat di sebelah utara masjid, Abdur sedikit tersentak.

"Astagfirullahal'adzim... Untung tidak lupa. Aku kan tadi didhawuih untuk sowan ndalem Mbah Yai habis ngaji," gumam Abdur lirih.

Selepas menyadari hal tersebut, Abdur segera beranjak dari tempatnya dengan tergesa-gesa. Ia kemudian melangkah menuju kamarnya. Sesampainya di kamar, terlihat Wafa dan Faqih yang sedang asyik ngobrol berdua, entah membicarakan apa.

"Assalamualaikum...," seru Abdur begitu sampai di depan pintu.

"Waalaikumsalam...," sahut Wafa dan Faqih berbarengan sambil mengalihkan pandangan ke arah Abdur.

Abdur segera melanjutkan langkahnya ke sebuah rak buku yang ada di kamar, kemudian meletakkan kitab yang tadi dibawanya ke dalam rak tersebut. Setelahnya, Abdur segera melangkah kembali ke arah luar.

Wafa dan Faqih yang sedang mengobrol tadi nampak bingung dengan tingkah Abdur kala itu. Biasanya setelah mengaji, ia akan ikut ngobrol bersama mereka berdua. Namun, kini ia malah nyelonong begitu saja. Dengan tergesa-gesa pula.

Shubuh Itu Terbit dari Sepasang MatamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang