Salah Paham

77 61 9
                                    

Happy Reading✨

Di dalam sebuah mobil. Dua pemuda berstatus kakak-adik tengah di landa kepanikan dan kekhwatiran. Pasalnya sang adik yang sampai tengah malam tak kunjung pulang. Mereka bahkan telah menghubungi orang-orang terdekat sang adik. Tetapi nihil, mereka tak mendapatkan informasi apapun.

Mereka. Leo dan Lion. Berada dalam satu mobil, dengan Lion menjadi pengemudi. Sedang berada di tengah kota, melaju di aspal yang licin karena baru terguyur hujan.

Ya, mereka mencari Nesyi sang adik sampai ke tengah kota. Menelusuri jalanan yang berada di antara gedung-gedung tinggi,  serta jalanan yang di penuhi oleh berbagai kendaraan.

"Bang! Gimana, nih? Nesyi kemana!" Panik Lion, dengan pandangan fokus ke depan.

Leo melirik sekilas. "Jangan terlalu panik. Lo lagi nyetir, nanti kita malah kecelakaan."

Lion mengendus. "Gue khawatir, bang! Lagian, ini juga salah lo."

Leo terdiam, tidak menyangkal ucapan Lion. Semua ini terjadi memang karena kesalahannya. Dia mengerti bagaimana sifat adiknya. Tetapi, dia melupakannya. Menyesal? Tentu saja, Leo bahkan berjanji tak akan pernah melakukan hal ini di kemudian hari.

"WOY!"

Leo tersentak kaget ketika mendengar panggilan ralat lebih tepatnya teriakan Lion. "Enggak usah teriak bisa?"

"Enggak! Lo sama sekali enggak dengerin omongan gue."

Leo merolling bola matanya. "Apaan?"

"Kita harus kemana lagi, bego!"

"Lo kalau ngomong yang sopan, walaupun kita kembar tapi gue abang, lo!"

"Kita cuma beda 10 menit! Udah, kemana lagi, nih?"

Leo terdiam sembari berpikir. Jika tidak ada di daerah perumahan dan perkotaan, kemana kira-kira adiknya pergi? Ya. Leo ingat sesuatu.

"Bukit!"

"Ha?"

"Iya, bukit. Satu-satunya tempat yang belum kita periksa, bisa jadikan dia ada disana?"

Lion mengangguk, ada benarnya juga ucapan twinsnya ini. "Oke!"

Lion lantas memutar balik mobil dan melajukannya ke arah bukit di pinggir kota.

(*˘︶˘*).。.:*♡


Sementara di Gavazura Mansion, seorang pria paruh baya kini tengah berjalan mondar-mandir di belakang pintu, menunggu sang anak pulang, baik si kembar maupun si bungsu. Ini sudah tengah malam. Akan tetapi, mereka masih tetap belum pulang.

Arbi. Ayah dari ketiga anak ini, benar-benar di buat khawatir. Pasalnya, dari hujan lebat sampai mereda dan tengah malam. Ketiga anaknya belum pulang sama sekali. Leo, Lion yang diketahui mencari Nesyi. Sedangkan Nesyi yang entah dimana keberadaan gadis itu.

Ting tong! Ting tong!

Suara bel rumah berbunyi beberapa kali, dapat dikatakan bahwa yang menekan seperti orang yang tidak sabaran.

Ceklek.

Pintu dibuka oleh Arbi. Seketika matanya langsung membelalak ketika melihat putrinya yang sedang berada di gendongan seorang lelaki asing.

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang