Hukuman Si Kembar

62 33 3
                                    

Happy Reading ✨

Di sebuah desa kecil di Bali. Para anggota BlackBlood baru saja sampai, dan saat ini mereka tengah menurunkan seluruh barang-barang yang dibawa, mulai dari koper baju, senjata, dan yang lainnya.

Mereka saat ini akan menginap di hotel agar tak dicurigai oleh musuh, baru kemudian mereka akan memulai rencana pada esok hari.

"Lo sekarang ada disini, terus cewek lo, gimana?" Tanya Bintang pada Dhefin yang tengah memainkan ponselnya sembari duduk di sofa.

Dhefin melirik sekilas. "Gue udah urus semua." Singkatnya.

Bintang mengangguk mengerti. "Siapa?"

"Dia."

Bintang terkekeh. "Haha. Udah gue duga."

Dhefin ikut terkekeh. "Pasti! Lo kan emang kenal gue gimana."

"Iya dong."

Kemudian kedua pemuda tampan itu saling bertos ria ala lelaki. Jujur saja, memang saat di depan umum Dhefin dan Bintang terkesan cuek dan dingin, tapi jika mereka hanya berdua saja, pasti sifat kekanak-kanakkan mereka akan muncul.

Seperti saat ini contohnya. Setelah bertos ria, mereka melanjutkan dengan bermain perang bantal, kemudian melompat-lompat di atas ranjang. Sama seperti apa yang mereka lakukan di masa kecil.

Jika dilihat oleh orang lain, mungkin mereka akan terkejut bahkan tak akan percaya dengan apa yang mereka lihat. Seorang Dhefin sang ketua geng motor yang kejam dan Bintang si manusia es batu. Saat ini tengah tertawa dengan girang layaknya anak kecil yang baru saja di dibelikan mainan baru.

"Hahahahahaha! Udah, woy! Udah, udah! Capek gue."

"Sama! Gue juga."

Setelah sahutan dari Dhefin, kedua anak kecil berkedok orang dewasa itu pun kemudian merebahkan diri mereka dengan keadaan terlentang. Beruntung kamar mereka kedap suara, jadi teriakan mereka tak akan sampai keluar.

"Hah! Udah lama ya sejak kita lakuin hal kaya, gini!" Ujar Dhefin dengan nafas terengah-engah.

"Iya. Kayanya— terakhir kali kita lakuin hal iniz pas kelas 6 SD."

"Seru juga perang bantal kaya tadi."

"Tapi gue lebih suka—"

"Lompat-lompatan di atas ranjang." Sela Dhefin.

Bintang terbahak, benar sekali tebakan Dhefin ini, Bintang memang lebih suka bermain lompat-lompatan dari pada perang bantal, karena itu menyakitkan. Kalian tidak tahu saja bagaimana Dhefin jika sudah melakukan permainan itu, dia benar-benar sangat menyeramkan! Sungguh! Bintang benci itu.

(*^_^*)…°♡

"Woy! Kenapa lo? Nggak biasanya diem kaya, gini?"

"Soal adek lo, ya? Sama sahabat kurang ajarnya, itu?"

"Hm! Bingung gue, kenapa sih adek gue baik banget? Baik atau bego sih, sebenarnya? Udah tau dia di permainin sama orang itu, tapi, masih aja di belain! Heran gue!"

"Yaaaa, mau gimanapun itukan didikan dari lo, kembaran lo dan bokap lo. Jadi ya harus gitu lah!"

"Kagak jelas, lo!"

"Emang kenapa lagi dia, sekarang?"

"Ngunci diri di kamar, dia bahkan nggak mau keluar buat makan, terus gue harus gimana?"

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang