Panik

148 106 19
                                    

Happy Reading✨

Langit biru kini telah berganti warna menjadi jingga, yang berarti waktu magrib akan segera tiba. Seluruh umat muslim telah terlihat mulai bersiap-siap untuk menjalankan ibadah wajib. Termasuk keluarga Gavazura beserta Ghina, sahabat Nesyi, yang kini tengah mengambil air wudhu di mushola rumah sakit.

Nesyi. Gadis cantik itu telah sadar dari tidurnya beberapa jam lalu, dan kini dirinya sedang di temani oleh Angel, karena Angel adalah seorang non-muslim, jadi dia dipercayakan untuk menjaga Nesyi selama sang ayah dan abangnya pergi sholat. Sedangkan Nesyi tetap melaksanakan sholat. Tetapi, di atas brangkarnya.

Ghina dan Angel datang tak lama setelah Dhefin pergi. Pemuda tampan itu memilih pulang setelah melihat Nesyi telah sadarkan diri. Dhefin mengatakan bahwa dirinya akan membantu yang lain untuk mencari tahu kebenaran tentang penembakan Nesyi.

Allahu Akbar~ Allahu Akbar~

"Alhamdulillah..." Azan berkumandang. Menandakan waktu sholat telah tiba. Nesyi di bantu oleh Angel menegakkan tubuhnya, Nesyi akan sholat sambil duduk.

"Hati-hati...."

"Udah-udah. Kaya gini aja! Makasih, Ngel."

"Aman... Gue duduk di sofa, ya!"

Nesyi mengangguk. "Okey!"

Nesyi segera melaksanakan sholat, sedangkan Angel memilih untuk berbaring di sofa, sembari memainkan iPhone miliknya.

(*˘︶˘*).。.:*♡

Di sebuah apatemen. Seorang pemuda masih tetap setia di depan komputer, dengan di temani oleh tiga orang temannya. Sedangkan dua orang lainnya berada di masjid, untuk melaksanakan ibadah sholat magrib secara berjama'ah.

Mereka berempat adalah Dhefin, Robin, Raja, dan Bintang. Keempat pemuda tampan yang saat ini telah mengetahui motif penembakan yang terjadi pada putri bungsu Gavazura.

"Jadi gimana? Kapan kita bakal serang balik nih, orang?" Tanya Raja.

"Kita harus kasih tau bang Lion, dulu. Mau gimana pun, ini menyangkut, keluarganya."

Robin mengangguk. "Bener juga, sih. Heh es kutub! Lo gimana?" Tanya Robin pada Bintang.

"Terserah."

"Hih! Dasar orang pelit!"

Bintang hanya melirik Raja dengan malas. Lelah sekali berurusan dengan sahabatnya yang bar-bar satu itu.

"Jadi gimana nih, sekarang?"

"Jam 9 malam nanti kita ajak GoldDragon kumpul di markas, persatuan." Usul Robin, di angguki yang lain.

Tak berapa lama kemudian pintu apartemen terbuka, kemudan muncullah dua pemuda tampan lainnya dengan setelan baju koko, dan memakai peci hitam. Sudah jelas sekali mereka adalah kedua lelaki yang baru saja kembali dari tempat suci, untuk melaksanakan ibadah wajib.

Mereka lantas bergegas pergi ke walk in closed untuk berganti pakaian menjadi pakaian yang lebih santai. Dafit dengan setelan kaos oblong warna putih dan celana berwarna hitam. Sedangkan Tomi dengan setelan kaos berwarna hitam dan celana panjang yang senada dengan baju.

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang