Penyerangan Si Kembar

12 7 0
                                    

Happy Reading✨

"Merasa gagal?" Tanya Nathan sembari berjalan menghampiri Frengklin yang tengah duduk di perbatasan rooftop.

Frengklin menoleh. "Maksud, lo?"

"Nesyi." Frengklin seketika membelalakkan matanya. Hal itu membuat Nathan terkekeh. "Lo pikir gue nggak tau rencana licik lo, Lin? Kenapa lo bisa suka sama tuh, cewek yang notabenenya adalah adik dari musuh kita?"

"Bukan urusan lo."

"Ini juga urusan gue. Karena gue juga suka sama Nesyi." Jujur Nathan, membuat Frengklin sepenuhnya memfokuskan pandangan padanya. "Kenapa? Kaget?"

Frengklin beranjak turun lalu melangkah maju. Pemuda itu kemudian langsung mencengkram kerah baju kemeja Nathan dengan kuat.

"Jangan berani-beraninya lo deketin, Nesyi! Karena dia milik gue!" Klaim Frengklin memberi peringatan.

Nathan menaikkan alisnya sebelah. "Milik lo?" Ia terkekeh sinis. "Punya hak apa lo mengklaim Nesyi sebagai milik, lo? Hahaha lucu sekali, tuan Rajawali Frengklin Abuana!"

Nathan lantas menepis cengkraman Frengklin kemudian mendorong pemuda itu dengan kuat, hingga membuat Frengklin terhuyung kebelakang.

"Lo harus sadar! Mau sekeras apapun usaha lo buat dapetin, Nesyi. Lo tetap nggak bakal bisa dapatin, dia! Bukan cuma gue, tapi semua pihak, baik dari pihak GoldDragon, BlackBlood maupun Snakers sendiri, akan menghalangi usaha lo itu!"

Frengklin maju kemudian mencengkram kembali kerah baju Nathan yang kali ini disertai bogeman kuat, membuat Nathan tersungkur dengan darah yang keluar dari bibirnya yang sedikit robek.

"Bajingan!" Umpat Nathan yang kemudian membalaskan perbuatan Frengklin padanya.

Aksi perkelahian itupun tidak dapat terelakkan. Lihatlah betapa parahnya drama percintaan ini. Hanya karena satu wanita yang statusnya baru mereka kenal, kedua pemuda ini berkelahi dengan sengit seakan lupa bahwa mereka adalah rekan yang sudah bersama bertahun-tahun lamanya.

(*^_^*)

Gavazura Mansion saat ini tengah dipenuhi oleh lantunan ayat suci Al-Quran yang dibacakan oleh Nesyi. Malam ini adalah malam jum'at, malam yang disunnahkan bagi seluruh umat muslim untuk membaca surah Al-Kahfi.

"Falya'mal alamang soolihawwala yusrik bi'ibaadatirobbihiii ahadaa. Sodaqallahul'azim..." Nesyi menutup Al-Qurannya setelah selesai membacakan ayat terakhir surah Al-Kahfi. "Alhamdulillah...." Gumamnya.

Setelah itu Nesyi melepas mukena dan kembali memakai hijab pasminanya. Ia melipat mukena tersebut dengan rapi lalu ditaruhnya di tempat yang memang disediakan.

"Abang kok tumben belum pulang, ya? Biasanya kan udah sampai di rumah dari 10 menit yang lalu. Tapi kok ini belum pulang juga?"

Gadis itu mulai sedikit khawatir. Karena biasanya jika kedua kakaknya ada jadwal pengajian atau kumpulan dan sebagainya. Mereka pasti akan memberitau dirinya. Tapi sekarang bahkan ia tidak mendapatkan kabar apapun.

Nesyi memutuskan untuk menghubungi kedua kakak kembarnya. Akan tetapi, saat ia ingin mendial nomor salah satu kakaknya. Ia teringat satu hal, kedua kakaknya tidak pernah membawa ponsel saat pergi ke masjid.

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang