Tertampar oleh Kenyataan

30 16 1
                                    

Happy Reading✨

Dirumah sakit Dr. Sardjito. Angel saat ini tengah duduk sembari disuapi oleh sang ibu. Keadaan gadis itu semakin hari semakin membaik. Hari ini adalah tepat 7 hari gadis itu sadar dari masa kritisnya.

"Mah." Panggil Angel, sang ibu menoleh. "Angel masih penasaran, deh. Siapa ya kira-kira yang udah selamatin Angel dan bawa kerumah sakit?"

Sang ibu menggidikan bahunya. "Papa kamu masih cari tau soal, itu. Semoga aja kita bisa nemuin malaikat penyelamat kamu itu." Harap Marshelina. Ibu Angel.

"Ghina kemana ya, mah? Angel nggak lihat dia sampai hari ini." Tanya Angel kembali dengan wajah tertunduk sedih.

"Teman-teman kamu juga lagi cari tau soal itu, Nak. Pokoknya kita berdo'a aja semoga Ghina nggak apa-apa. Positif thinking aja." Jawab Marshelina menenangkan sang anak.

Angel mengangguk mengerti, ia lantas kembali melanjutkan makan siangnya dengan disuapi oleh sang ibu.

Selesai memakan makan siangnya, Angel pun meminta untuk latihan berjalan. Terlalu lama terbaring membuat kaki-kakinya menjadi kaku.

"Angel ngerasa kaya jadi anak umuran satu tahun lagi, hahaha." Ungkap Angel terkekeh geli.

Marshelina kemudian tertawa karena ungkapan sang anak. "Dan sekarang, kamu jadi bayi lagi, bayi besar."

"Mama...." Rengek Angel. "Kan ini juga karena insiden."

"Utu tu tu tu tu.... Bayi besar, ayo jalan, Nak. Ayo..." Ledek Marshelina.

Angel lantas tak dapat menahan diri untuk tidak tertawa. Walaupun ledekan sang ibu membuatnya sedikit malu. Kini, ruangan putih itu pun menjadi saksi bisu atas kebahagiaan yang terpancar dari kedua wanita berstatus ibu dan anak ini.

(*^_^*)

"Bang! Gimana? Ghina udah ketemu?" Tanya Nesyi pada Lion yang baru saja tiba-saat ini mereka tengah berada di kantin-

"Minimal persilahkan duduk dulu sebelum sesi Q&A." Kesal Lion. Hei, ia baru saja sampai bahkan langkah kakinya belum juga berhenti, tapi sudah diberikan sesi tanya-jawab.

Nesyi merollingkan bola matanya malas. "Gue serius, Bang!"

"Gue juga!"

"Udah! Kagak usah berantem, males gue denger kalian adu bacot!" Sela Al yang duduk di sebelah Robin.

"Tenang, adek!" Sela Leo lembut, sembari mengelus pucuk kepala Nesyi.

"Gimana mau tenang, Bang! Sahabat gue hilang! Gue udah telepon dia berkali-kali tapi tetap nggak aktif. Lebih parahnya, dia dan keluarganya udah nggak ada di rumah, mereka lagi!" Ujar Nesyi khawatir.

"Iya gue tau. Tapi lo harus tetap tenang, dek!" Sahut Leo membuat Nesyi menghela nafasnya kasar.

"Tuh cewek bener-bener menghilang tanpa jejak." Ungkap lion.

"Bang...." Rengek Nesyi. "Kalau Ghina dan keluarganya sampai kenapa-napa, gimana?" Lirihnya penuh kecemasan.

"Ssstttt.... Nggak boleh gitu, kita harus positif thinking. Berdo'a aja kalau mereka nggak apa-apa." Ujar Leo menenangkan.

"Iya, Nes. Kita juga bakal tetap terus usaha buat nyari, Ghina." Sahut Zayyan diangguki Nesyi.

"Btw, Dhefin sama Bintang mana?" Tanya Ethan yang baru menyadari sesuatu.

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang