Happy Reading✨
Di Arganeta mansion. Rocki saat ini tengah dibuat panik karena tiba-tiba ayahnya pingsan saat tengah sarapan. Pemuda itu dengan cepat memanggil para bodyguard untuk menggotong sang ayah menuju kamar. Kemudian Rocki segera memanggil dokter pribadi keluarga mereka.
Selama ayahnya diperiksa, Rocki terus saja memandangi wajah ayahnya dengan tatapan sendu dan tersirat akan ke khawatiran.
"Pah. Rocki mohon jangan...." Gumamnya dengan pikiran yang sudah negatif. "Cukup mama. Papa jangan."
Rocki terus saja berjalan kesana-kemari dengan perasaan gelisah. Sampai akhirnya dokter selesai memeriksa sang ayah. Panggil saja dokter itu, Kenzi.
"Gimana, Ken?" Tanya Rocki dengan khawatir.
"Om Azman kena serangan jantung dan harus dibawa kerumah sakit sekarang untuk bisa dapat perawatan yang intensif." Jawab Kenzi menyerankan.
Rocki sedikit meringis saat mendengar kata rumah sakit. Hah! Lagi-lagi ia harus berurusan dengan tempat sialan itu. Tapi apa boleh buat, ini demi keselamatan ayahnya.
Rocki dengan berat menganggukkan kepalanya. "Kita bawa papa kerumah sakit, sekarang."
"Lo yakin, Ki? Kalau lo nggak bisa ikut, biar gue aja yang bawa om Azman." Ucap Kenzi dengan khawatir. Ia tau betul bagaimana bencinya Rocki dengan rumah sakit. Kenzi mengetahuinya, karena ia dan Rocki adalah teman masa kecil.
"Gue nggak apa-apa. Yang terpenting papa selamat." Ucap Rocki dengan yakin. Ia kemudian memanggil Fajri selaku bodyguard kepercayaannya.
"Ada memanggil saya, tuan muda?" Tanya Fajri ketika sampai di ruangan.
"Siapin mobil, kita bawa papa kerumah sakit sekarang."
"Baik, tuan muda." Tanpa banyak bicara Fajri dengan segera melaksanakan apa yang telah diperintahkan padanya.
Pria itu sebenarnya khawatir dengan Rocki. Mengingat ia adalah bodyguard senior, jadi ia tau segala seluk beluk dari keluarga Arganeta.
(*^_^*)
"Ghina?" Panggil Angel ketika Ghina mulai mengerjapkan matanya.
"Ghin, lo nggak apa-apa?" Tambah Nesyi.
Setelah membuka matanya dengan sempurna. Tanpa sebab apapun, Ghina tiba-tiba menangis histeris. Gadis itu kembali hilang kendali. Ghina terus saja memberontak sembari memukul-mukul kepalanya dengan kuat.
Nesyi dan Angel yang melihat hal tersebut tidak tinggal diam, dengan susah payah mereka mencoba menghentikan aksi Ghina.
"Angel! Tekan tombolnya! Cepetan!! Panggil orang tua Ghina sekarang!!" Perintah Nesyi yang langsung dipatuhi oleh Angel.
"Ghina lo kenapa? Tenang, Ghin! Ghina istighfar... Jangan kaya gini, Ghina! Ya Allah gimana ini?" Bingung Nesyi yang dengan sekuat tenaga menahan pergerakan Ghina.
"AAARRRGGGHHH!!" Teriak Ghina membuat Nesyi terkejut bukan main.
"Ghina..." Lirih Nesyi.
"AAARRGGGHHH! GUE MAU MATI! MATI! HAHAHA!! AAARRGGGHHH!!"
Ghina terus saja berteriak-teriak dengan mengeluarkan kalimat yang sama. Sepertinya mental Ghina sudah terganggu. Buktinya saja, gadis itu berteriak sambil menangis dan tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Berbeda [Ending]
Teen Fiction⚠️DILARANG KERAS UNTUK MENJIPLAK! INGAT LEBIH BAIK BURUK TAPI HASIL KARYA SENDIRI. DARI PADA BAGUS TAPI HASILKARYA ORANG LAIN!⚠️ BELUM REVISI, harap bijak dalam membaca