Angel Sorry

53 32 2
                                    

Happy Reading ✨

Pagi hari yang cerah kini telah menyapa bumi, membuat orang-orang yang tertidur sudah mulai membuka mata mereka. Tetapi, hal itu tak berlaku untuk seorang gadis yang saat ini masih saja berada di dalam mimpinya.

Bangun hanya untuk sholat subuh dan mengaji, kemudian kembali ke ranjang. Niat hanya ingin menutup mata sebentar, dirinya malah ketiduran hingga saat ini.

Tok tok tok.

"Nesyi... Bangun, Dek! Udah siang ini." Panggil seseorang dari luar kamar.

Nesyi. Gadis yang saat ini masih bergelanyugan dengan selimutnya itu hanya menanggapi dengan menggeliat.

Tok tok tok.

"Bangun, Dek! Kamu enggak ke kampus? Ini udah mau jam 10, loh. Hari ini kamu masuk setengah sebelas, cepetan bangun!"

"Iya..." Sahut Nesyi dengan suara khas orang bangun tidur.

"Hah! Anak itu."

Nesyi lantas segera beranjak dari tempat tidur dan langsung menuju kamar mandi.

15 menit kemudian, Nesyi telah selesai bersiap-siap, menggunakan baju kemeja putih serta almamater kampusnya.

Nesyi kemudian keluar kamar, berjalan menuruni tangga menuju ruang makan, saat dirinya sampai, tampaklah Leo dan Lion yang tengah duduk manis menunggu sang adik tersayang.

"Nih. Makan sarapannya." Ucap Leo sembari menyodorkan beberapa roto selai blueberry dan segelas susu putih.

Tanpa menyahuti, Nesyi langsung saja melahap sarapannya. Nesyi merasakan kepalanya pusing saat ini, tubuhnya juga terasa lemas. Mungkin, efek karena tidur terlalu lama. Bisa jadi kan.

"Lemes?"

"Pusing?"

Nesyi mengangguk. "Hm."

"Makanya jangan pulang larut biar nggak tidur kemaleman dan jangan tidur pagi."

"Kan kamu tau, tidur pagi itu nggak sehat."

"Besok-besok kalau keluar jangan pulang malem."

"Kan kamu udah tau jadwal kalau keluar sampai jam berapa."

Nesyi menghela nafas, ia kira kedua kakaknya akan memijiti kepalanya, memberinya obat atau yang lainnya, tetapi sayang sekali, harapannya pudar karena saat ini dia malah diomeli oleh Leo dan Lion.

"Nesyi udah selesai, Nesyi mau berangkat, udah telat, bye!" Pamit Nesyi tanpa mempedulikan kedua kakaknya yang terus memanggilnya untuk menyelesaikan sarapan terlebih dahulu.

"Susah banget sih di bilangin tuh, anak!"

"Hah! Makin hari Nesyi makin susah di tangani."

Lion mengangguk menyetujui. Memang benar, semakin hari Nesyi si anak yang penurut malah menjadi anak yang pembangkang.

(*^_^*)…°♡

"Woy! Bolos lagi, lo?" Tanya seorang lelaki yang baru saja memasuki rooftop dengan nada dinginnya.

"Hm."

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang