Happy Reading✨
Pagi hari yang dingin dengan kabut yang menyelimuti bumi, tengah duduk seorang pemuda berpakaian serba hitam, dibalik sebuah pohon besar nan rindang sembari memegangi kepalanya, sepertinya ia kesakitan.
Pemuda itu kemudian mengambil sebuah ponsel dari saku celananya dan berusaha untuk menghidupkan layar, beruntung ponselnya tidak rusak. Jika sampai rusak entah bagaimana nasib pemuda ini.
"Hallo!" Ucap seseorang yang di telepon oleh pemuda itu.
"Pah! Tolong! Aku kecelakaan dan jatuh kejurang, enggak ada yang bisa aku mintain tolong. Help me, please!" Mohon pemuda itu sambil sebelah tangannya memegang kepala.
"Ha?! Okey kirim lokasi kamu, sekarang! Papa bakal datang." Ujar pria yang di panggil papa itu dengan panik.
"Okey!"
Pemuda itu lantas mematikan sambungan telepon secara sepihak, kemudian dengan segera lokasinya saat ini kepada pria yang dipanggilnya papa itu.
"Sialan! Pas ada orang susah gue tolong. Sekarang gue susah enggak ada sama sekali yang peduli. Aakh! Sakit banget kepala gue, Ya Tuhan!" Gerutunya terus menerus.
Akibat sakit yang amat dibagian kepalanya, pemuda yang sejak tadi terus menahan diri agar tak menutup mata, kini telah gagal. Pemuda itu jatuh tak sadarkan diri, dibawah pohon yang rindang dan dengan dinginnya suasana pagi dini hari.
(*^_^*)…°♡
Sementara itu, para anggota BlackBlood saat ini tengah berkumpul disebuah ruangan bawah tanah, guna menyusun rencana untuk menyelidiki pelaku penyerangan markas.
"Gimana?" Tanya Dhefin yang sebenarnya masih sangat mengantuk.
Hey ayolah ini baru jam 3 pagi, siapa yang bangun sepagi ini hanya untuk menjebak seseorang saja?
"Bentar." Ucap Raja, selaku orang yang tengah mengotak-atik komputer memeriksa CCTV. "KETEMU! YES!" Lanjutnya spontan dengan bersorak, alhasil menyebabkan para anggota yang tengah mengantuk tersentak kaget.
"Anjing lo, Ja!" Umpat Robin sembari memberikan jitakan.
"Aduh! Sakit bangsad!" Umat balik Raja.
"Gimana?" Tanya Dhefin menengahi.
"Loh? Ini bukannya...." Ujar Raja menggantungkan kalimatnya.
"Kenapa?"
"Fin! Mending lo lihat sendiri, deh." Titah Raja.
Dhefin mengerutkan keningnya, kemudian lebih mendekat dan mengamati sang pelaku yang telah tertangkap kamera itu. Tak lama, Dhefin membelalakan matanya dan terdiam.
"Ada apa, Fin?" Tanya Bintang kamudian ikut mendekat.
Sama halnya seperti Dhefin, Bintang juga terkejut dengan apa yang dilihatnya saat ini. Bintang kemudian melihat kearah Dhefin, tampak raut wajah pemuda itu yang telah berubah.
"Fin." Panggil Bintang.
Tak menjawab, Dhefin justru mengambil jaketnya dan pergi menuju hotel disusul oleh Bintang. Penasaran, para anggota yang lain juga melihat kearah layar komputer, dan tentu saja, mereka juga sama terkejutnya seperti Dhefin san Bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita Berbeda [Ending]
Teen Fiction⚠️DILARANG KERAS UNTUK MENJIPLAK! INGAT LEBIH BAIK BURUK TAPI HASIL KARYA SENDIRI. DARI PADA BAGUS TAPI HASILKARYA ORANG LAIN!⚠️ BELUM REVISI, harap bijak dalam membaca