Dendam yang terbalaskan

13 3 3
                                    

Biasakan vote sebelum membaca ya guys

💜

Happy Reading✨

Sepekan yang lalu, selepas satu hari kematian Frengklin di mana Galang memutuskan pergi. Hari ini pemuda itu telah berada di Eropa, menurut informasi yang ia dapatkan dari ayah Frengklin, orang yang telah membunuh sahabatnya ada di sini.

"Dapat." Gumamnya ketika melihat seseorang yang dicarinya.

"Lo bakal mati hari ini juga, sialan!"

Setelah berada di tempat yang lumayan sepi. Galang langsung menambah laju mobilnya tepat ke depan mobil yang membawa pria paruh baya tersebut.

"Get down, damn it!" Suruhnya sembari menghardik.

"Who's he?" Tanya pria paruh baya itu yang tak lain adalah ayah Rei.

"I don't know, Mr. Need me to come down?" Tawar sang sopir.

Ayah Rei mengangguk, kemudian sopir itu segera turun guna mencaritahu siapa sebenarnya orang yang telah menghalangi perjalanan mereka.

"Sorry, Mr. Who are you? Why are you blocking our way?" Tanya sopir itu dengan nada sopan.

Galang berdecih dalam hati saat mendengar penuturan sopan dari sopir tersebut. Menurutnya kesopanannya itu adalah drama yang menjijikkan.

"Nonsense!!" Ucapnya kemudian segera memberikan sebuah bogeman kuat untuk sopir itu.

Lantaran tidak bersiap, sopir itu tidak dapat menghindari bogeman Galang hingga membuatnya tersungkur.

"HEY! WHAT DO YOU WANT, HA?!" Bentak sopir itu kesal.

Galang mengeluarkan smirknya. "Killed you and your bos."

Sopir itu terdiam, tak lama kemudian ia bangkit dan langsung menyerang Galang. Galang yang memang sudah bersiap tentunya menerima serangan itu dengan senang hati.

"Apa, ini? Siapa pemuda, itu?" Gumam ayah Rei yang masih setia di tempatnya.

"Kirim bodyguard ke tempat yang telah saya beritahukan!" Perintahnya pada seseorang di seberang telepon.

"Baik, Tuan."

Setelah itu sambungan dimatikan sepihak oleh ayah Rei. Pandangannya kembali mengarah pada Galang yang saat ini telah menghajar sopirnya habis-habisan.

"Oh, shit!" Umpatnya saat melihat sopirnya sudah terkapar tak berdaya.

Galang segera berjalan menuju mobil di mana ayah Rei berada. Mengetahui jika pintu dikunci, Galang dengan amarah yang memuncak segera meninju kaca mobil itu dengan kuat hingga pecah, alhasil membuat tangannya terluka dan mengeluarkan darah segar.

Galang dengan kasar menarik ayah Rei keluar, kemudian menghajarnga habis-habisan. Dendamnya akan segera terbalaskan hari ini juga. Ia akan membunuh orang yang telah membunuh sahabatnya.

"MATI LO, BAJINGAN!!" Umpat Galang membentak lalu kembali membogem, menendang, menampar dan membanting ayah Rei dengan sadis.

Bugh

Bugh

Plak

Galang sedikit pun tidak memberikan celah bagi ayah Rei untuk kembali menyerang. Ia akan menyiksa si tua bangka itu lebih parah dari pria itu menyiksa mendiang Frengklin tempo hari.

"TUA BANGKA, SIALAN! ANJING, LO! KURANG AJAR!!"

Segela umpatan dan sumpah serapah terus saja terlontar dari mulut Galang. Emosinya saat ini benar-benar berada di puncaknya.

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang