Apa yang Terjadi Sebenarnya?

15 8 3
                                    

Happy Reading✨

Frengklin masuk ke ruangannya dengan senyuman puas. Sepertinya pemuda itu baru saja melakukan hal yang membuatnya senang.

"Tinggal 2 lagi dan semuanya beres." Gumamnya sambil merebahkan diri di sofa panjang ruang tamu.

Frengklin memutuskan untuk tidak pulang ke markas. Setelah mendengar ucapan Nathan siang tadi, rasanya ia menjadi dendam. Siapa pemuda itu yang dengan berani-beraninya menyukai gadis yang ia sukai.

"Gue akan hancurkan. Walaupun itu adalah kalian." Lanjutnya dengan smirk.

Frengklin bangkit dari rebahannya kemudian pergi menuju kulkas di mana tempat bir-nya berada. Malam ini pemuda itu sangat senang, salah satu misinya telah selesai. Jadi ia akan merayakannya malam ini dengan minum bir.

"Lo bakal jadi milik gue, Nesyi. Hahaha! Lo bakalan jadi milik gue, selamanya." Racau Frengklin yang sudah mabuk berat. Pemuda itu berjalan menuju kamarnya, kemudian merebahkan dirinya di ranjang, tak lama matanya terpejam. Frengklin telah tertidur.

(*^_^*)

"Sejak kapan dia ada, di Indonesia?" Tanya Rei pada seseorang di sebrang telepon.

"Ia berada di Indonesia sudah dari 5 hari yang lalu, Nona." Jawab pria yang berada di sebrang telepon.

"Pantau terus dia. Jangan sampai kehilangan jejaknya, lagi!" Perintai Rei tak ingin di bantah.

"Baik, Nona." Ucap pria itu kemudian telepon di matikan sepihak oleh Rei.

Gadis berdarah Eropa itu meremas ponselnya dan menggerang kesal. Kentara sekali dari wajah cantiknya yang memancarkan aura berbeda.

"Sebenarnya apa sih istimewanya cowok itu? Kenapa papa sampai ngotot banget buat ketemu sama dia!" Kesalnya.

Dengan terpaksa Rei mengemasi barang-barangnya, kemudian menyuruh bodyguard untuk menyiapkan pesawat pribadinya. Ia akan pulang ke Indonesia malam ini juga.

"Pantesan dicariin nggak ketemu! Rupanya udah, di Indonesia!" Desisnya. "Cuma karena dia, gue jadi susah buat senang-senang!" Kesalnya sembari memasukan baju ke dalam koper dengan kasar.

Rei terus saja misuh-misuh sepanjang mengemasi barang-barangnya. Kesal sekali ia dibuatnya, ingin bersenang-senang saja tidak bisa! Huh! Dasar cowok menyebalkan.

(*^_^*)

"Udah, Nes... Tenang, ya." Ujar Angel sembari memeluk Nesyi yang terus saja menangis. Anggota BlackBlood sudah pergi sejak Angel datang. Mereka akan menyelidiki kasus ini

Ini sudah hampir satu jam. Tetapi, dokter masih belum menampakkan tanda-tanda akan keluar dari dalam. Angel kelimpungan, gadis itu bingung harus melakukan apa karena sahabatnya tidak mau berhenti menangis.

"Permisi." Ujar dokter yang baru saja keluar dari ruangan. Nesyi dan Angel menoleh kemudian segera berdiri.

"Dokter! Bagaimana keadaan kakak saya?" Tanya Nesyi langsung.

"Keadaan mereka saat ini sangat lemah. Terlalu banyak darah yang keluar. Jadi, untuk sementara kami masih belum bisa memastikan bagaimana keadaan mereka, kita tunggu perkembangannya sampai mereka memberikan respon setelah diberi obat. Jika tetap tidak ada respon, itu artinya keadaan kembar kritis." Jelas sang dokter membuat Nesyi langsung lemas, untung saja Angel dengan sigap memegangi tubuh sahabatnya agar tetap berdiri.

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang