Cinta Beda Agama

24 8 2
                                    

Vote dulu ya guys sebelum baca... Terima kasih....

Baca part sebelumnya dulu, biar tidak bingung dengan alur ceritanya...

Happy Reading✨

Angel dan Ghina melihat ada yang berbeda pada Nesyi hari ini. Gadis itu biasanya akan sangat cerewet membahas tentang berbagai macam hal, tetapi sekarang ia tampak sangat lesu.

"Nesyi? Are you okey?" Tanya Ghina khawatir.

Nesyi sedikit mendongak kemudian menggelengkan kepalanya. Jujur saja, hari ini ia benar-benar tidak bersemangat sama sekali.

"Masih mikirin, hal itu?" Nesyi menghela nafas panjang menanggapi tebakan Angel yang tepat sasaran.

"Don't think about it too much, Nes," ujar Ghina disetujui Angel.

"Pinginnya gitu, Ghin, but you know ini adalah hal baru buat, gue. Susah banget rasanya pikiran kaya gini mau disingkirin. I don't even understand my self now." Jawab Nesyi dengan penuh kelesuan.

Ghina dan Angel terdiam, menatap prihatin Nesyi yang terus saja menundukkan kepalanya. Huh! Drama percintaan ini memang sungguh meresahkan.

"Mau ketemu, kak Dhefin?" Tawar Angel pada akhirnya.

Nesyi kembali mendongak, ia mengangguk penuh semangat bahkan mata gadis itu menyiratkan sebuah kebahagiaan. Kampus tutup karena masa liburan telah tiba, membuat gadis itu tidak bisa bertemu dengan sang pujaan hati.

"Izin dulu sama abang lo biar nggak dikira hilang." Titah Ghina mengingatkan.

Nesyi kembali mengangguk dengan semangat. "Oke!"

"Assalamualaikum, bang. Bang Leo gue mau pergi bareng, my besti." Izin Nesyi ketika sambungan telepon telah terhubung.

"Wa'alaikumussalam, mau kemana lo?"

"Jalan-jalan, bentar."

"Mau jalan-jalan, kemana? Cuacanya panas kaya gini, juga!"

Nesyi merolling bola matanya malas. "Yaelah! Tenang abang Leo-ku tersayang, kita bertiga pakai mobil, kok."

"Pulang jam berapa? Cuma bertiga, doang? Siapa yang setir mobil? Kenapa nggak sama sopir?"

Nesyi menggeram kesal, abangnya ini benar-benar menyebalkan, rasa khawatirnya terlalu berlebihan. "Jam 3-an, maybe. Iya, cuma bertiga, mobil disetir sama Angel, nggak bawa sopir karena kita bertiga mau quality time." Jawabnya dengan sabar.

"Yaudah hati-hati, pulang jangan telat. Inget loh jam 3 harus udah di rumah!" Peringat Leo tak ingin dibantah.

"Iya abangku tersayang dan terganteng di seluruh jagat raya!"

Terdengar Leo terkekeh di sebrang sana. "Yaudah, bye!"

"Bye!"

Setelah sambungan telepon dimatikan sepihak oleh Nesyi, ketiga gadis itu pun segera beranjak pergi meninggalkan apartemen Ghina untuk menemui Dhefin.

Sebelumnya mereka telah bertanya tentang keberadaan Dhefin pada Robin. Tenang, pemuda itu tidak akan mengadu karena telah diancam oleh para gadis ini.

(*^_^*)

Seorang pemuda baru saja menyugar rambutnya kemudian menyeka keringatnya yang bercucuran karena lelah bermain basket bersama teman-temannya.

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang