Hubungan Nesyi dan Rocki

12 7 2
                                    

Happy Reading✨

5 hari kemudian....

Rei baru saja keluar dari sebuah restaurant bintang lima untuk sarapan. Sudah hampir 5 hari pula ia terus mencari keberadaan pemuda yang sampai saat ini belum juga ia temukan.

"Tuan Frengklin yang terhormat! Lo di mana, sih!" Kesalnya. "Kalau ketemu gue injek-injek, kalau perlu gue gorok kepala lo!"

Gadis berdarah Eropa itu terus saja menggerutu sepanjang perjalanan menuju hotelnya. Lagi-lagi hanya karena pemuda sialan itu ia tidak dapat berkencan dengan Larest, kekasihnya.

Disaat gadis itu hampir sampai ke hotel. Tiba-tiba seorang bodyguard menelepon dirinya.

"Why?" Singkat Rei, ia tengah kesal saat ini.

"Kami sudah menemukan pemuda itu, Nona. Sekarang dia ada di hotel, anda." Laporan bodyguard itu seketika membuat senyuma Rei mengembang.

"Bagus! Jaga dia dan jangan sampai kabur. Saya hampir sampai." Perintah Rei.

"Baik, Nona."

Setelah itu sambungan telepon dimatikan sepihak oleh Rei. Gadis itu benar-benar bahagia saat ini. Akhirnya setelah sekian lama, hari ini pun tiba.

"Kena lo!" Gumamnya dengan seringai mengerikan. Rei kemudian dengan terburu-buru mengendari mobilnya agar cepat sampai.

Sementara di dalam hotel. Frengklin masih terus memberontak berusaha untuk melepaskan diri. Pemuda itu benar-benar bingung apa yang telah terjadi hingga ia bisa sampai di tempat ini, duduk di kursi dengan tangan dan kaki yang diikat serta mata yang ditutup oleh seutas kain.

"LEPASIN GUE! SIAPA KALIAN, SIALAN!" Maki Frengklin sudah untuk yang kesekian kalinya.

Para bodyguard yang menculiknya itu masih bergeming, mereka hanya memandang Frengklin dengan tatapan datar. Sampai semuanya buyar ketika pintu kamar terbuka. Maka tampaklah Rei yang berjalan dengan smirk andalannya.

Rei kemudian melepas penutup mata Frengklin. Tampak pemuda itu sedikit mengerjap menyesuaikan cahaya sekitar.

"Lo!" Kejut Frengklin saat melihat gadis yang tidak asing lagi baginya.

"Why?  Are you suprised?" Tanya Rei tekekeh kecil.

Frengklin memandang tak suka. "What do you want! Let me go!" Emosinya. Pemuda it terus saja memberontak mencoba melepaskan diri.

"Lepas? Hahahaha. Nggak akan pernah! Gara-gara lo! Cuma gara-gara lo gue kehilangan semua moment indah! Cuma gara-gara lo!" Bentak Rei penuh emosi.

"Lo siapa, anjing! Gue nggak kenal lo! Apa salah gue ke lo, bangsad!" Maki Frengklin.

Rei yang sudah tidak tahan pun akhirnya menyuntikkan obat bius pada lengan Frengklin. Perlahan tapi pasti, pemuda itu mulai kehilangan kesadarannya. Hal terakhir yang ia dengar hanyalah 'bawa dia! Kita pulang ke Eropa sekarang juga' sebelum semuanya menjadi gelap.

(*^_^*)

"Ada perkembangan, Nes?" Tanya Zayyan saat ia dan anggota GoldDragon lainnya sampai di rumah sakit.

Nesyi menggeleng lesu. "Keadan Bang Leo dan Lion masih sama. Kata dokter mereka sama sekali nggak menunjukkan kemajuan apa pun." Lirihnya.

"Lo sabar, ya... Percaya semua baik-baik, aja." Ujar Ethan mencoba menenangkan.

Tanpa sadar Nesyi kembali menangis. "Kalau mereka kenapa-napa gimana, Bang? Cuma mereka keluarga yang gue punya. Papa dan mama udah nggak ada, cuma mereka, Bang!" Ungkapnya. Al yang tidak tega kemudian membawa Nesyi ke dalam pelukannya.

Kita Berbeda [Ending]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang