Part 5

52 5 5
                                    

Seorang pria berbadan atletis baru saja selesai menyegarkan tubuhnya. Aarav, dengan hanya handuk yang melilit di pinggangnya dia melangkahkan kakinya kearah balkon kamarnya, untuk menutup pintu kaca balkon yang dilihatnya masih terbuka lebar. Ketukan pintu kamarnya, membuatnya mengalihkan pandangannya. Ia pun mengurungkan niatnya untuk menutup pintu kaca balkon, dan memilih untuk berjalan menuju kearah pintu kamarnya yang tertutup rapat.

Setelah pintu kamarnya terbuka, Aarav dapat melihat sosok Shanaya yang kini tersenyum manis kearahnya. "Hai." Sapanya kemudian.

Aarav menatap Shanaya, menaikkan sebelah alisnya seolah-olah berkata 'ada apa?'. 

"Aku merasa sedikit bosan, jadi aku langsung mencarimu."

"Untuk?"

"Aku ingin mengobrol denganmu. Bolehkah aku masuk ke dalam kamarmu?"

"Tidak." Balas Aarav cuek, kemudian ia kembali menutup pintu kamarnya mengabaikan Shanaya yang terus menerus memanggil namanya.

"Sangat menggangu." Gerutunya kemudian berjalan kearah lemari untuk mengambil setelah pakaian yang akan di kenakannya.

Setelah selesai berpakaian, Aarav langsung memilih untuk duduk di meja kerjanya. Ia hendak mengerjakan beberapa pekerjaannya yang beberapa hari ini sudah ia abaikan. Namun deringan dari ponselnya membuatnya mengurungkan niatnya. Kemudian pandangannya beralih ke arah ponselnya yang berada di sebelah laptopnya.

Dilihatnya nama Abhimanyu, tertera di dalam ponselnya. Tanpa menunggu lama, ia kemudian langsung menggeser tombol hijau dan menerima panggilan video dari sepupunya itu.

"Hi cutie! " Sapa Aarav ketika melihat dilayar ponselnya ternyata  Abhimanyu sedang memangku anaknya yaitu Chandrika, keponakannya.

"Chandrika mencari oleh-olehnya." Ucap Abhimanyu di seberang sana.

"Apa yang princess kita ini inginkan?"

"What do you want baby?" Chandrika terlihat tertawa kecil ketika ditanya oleh Abhimanyu. "Apa kamu menginginkan unclemu?" Bayi berumur satu tahun lebih itu terlihat memberi respon mengangguk, seolah-olah mengerti maksud dari perkataan Abhimanyu.

"She want you Aarav." Ucap Abhimanyu kemudian.

"Aku akan menemuimu nanti princess." Balas Aarav yang di tujukan untuk Chandrika, keponakannya. "Oh ya Abhi, sepertinya aku akan bertukar posisi kepemimpinan dengan Papa." Tambahnya kemudian.

"Maksud?"

"Papa akan menghandle perusahaan yang aku pimpin di London sebelumnya. Dan aku yang akan memimpin perusahaan yang Papa pimpin ada disini." Ungkap Aarav yang tiba-tiba teringat dengan perkataan Papanya tadi pagi, yang mana Papanya menyuruhnya untuk bertukar posisi kepemimpinan. Ia tidak mempermasalahkan hal itu, jadi ia langsung menyetujui keputusan Papanya itu.

"Begitu tiba-tiba?"

"Aku juga tidak tahu. Tapi aku sudah setuju."

"Tunggu sebentar ada yang perlu aku bahas denganmu. Aku akan memberikan Chandrika pada Katrina dulu." Aarav mengangguk, kemudian melambaikan tangannya sebagai salam perpisahan untuk keponakan kecilnya itu. Dan ia melihat Abhimanyu bangkit dari duduknya dan menghilang beberapa saat dari layar ponselnya.

"Apa yang ingin kamu katakan?" Tanya Aarav kemudian setelah ia melihat wajah Abhimanyu kembali terpampang di dalam ponselnya. Namun bedanya, saat ini sepupunya itu hanya seorang diri. Tidak ada lagi Chandrika yang duduk di pangkuannya.

"Perusahaan yang kamu pimpin disini rugi beberapa juta pounds." Jawab Abhimanyu dengan raut wajah seriusnya.

"Bagaimana bisa?!" Raut wajah terkejut Aarav tidak dapat di sembunyikan.

A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang