Part 3

60 6 8
                                    

"Aarav kamu sudah pergi kemana Nak?" Tanya seorang wanita menyambut kepulangan Aarav di rumahnya.

Aarav mengurungkan niatnya yang hendak menaiki tangga. Dirinya kemudian menolehkan pandangannya dan berbalik menatap Dyra, Mamanya yang berdiri tidak jauh dari tempatnya berada.

"Aarav pergi menemui Dion." Jawab Aarav kemudian menyalimi tangan Mamanya.

"Segarkan tubuhmu dulu, dan temui Mama di kamar Mama. Ada yang Mama ingin bahas denganmu"

"Baik Ma." Balas Aarav kemudian melenggang pergi menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

***

Setelah selesai menyegarkan tubuhnya, Aarav langsung pergi menemui Mamanya sesuai dengan permintaan Mamanya tadi. Sekarang disinilah Aarav, duduk di sebuah sofa yang berada di kamar kedua orangtuanya.

"Mama ingin membicarakan apa?" Tanya Aarav membuka obrolan

"Kedua sepupumu sudah menikah. Bahkan Abhimanyu sudah memiliki seorang putri cantik saat ini."

"Benar, lalu?"

"Lalu, bagaimana dengan dirimu?"

"Bagaimana dengan Aarav? Maksud?"

"Iya. Kamu tidak ingin segera menikah juga? Seperti kedua sepupumu itu?"

"Ma, Aarav tidak suka membicarakan hal ini. Mama tahu ini bukan?"

"Sampai kapan Aarav? Kamu tidak ingin menikah dan mempunyai keturunan?"

"Aarav pasti akan menikah Ma, tapi tidak sekarang."

"Are you gay?"

"What?!" Aarav menatap tidak percaya kearah Mamanya. Bagaimana bisa Mamanya mengajukan pertanyaan seperti itu padanya.

"Mama perhatikan kamu dan Dion sangat dekat."

"Oh Mom seriously? We're just friend!"

"Kamu selalu menghabiskan waktumu bersamanya setiap kali kamu pulang ke Indonesia. Kamu tidak pernah sekalipun mengajak seorang wanita untuk diperkenalkan kepada Mama dan Papa sebagai kekasihmu."

"Kami hanya menghabiskan waktu bersama. Selayaknya teman pada umumnya." Aarav memijat pelipisnya, semakin tidak paham dengan pembicaraan Mamanya ini.

"Mama berpendapat, Dion telah jatuh cinta kepadamu!" Ucap Dyra, dengan tampang seriusnya.

"What the-! Mom! Are you kidding me?!" Pekik Aarav mendengar ucapan Mamanya tadi.

"Mama serius Aarav!" Balas Dyra sambil menyilangkan kedua tangannya di dada. "Mama melihat mata Dion, berbeda ketika dia menatapmu!" Lanjutnya.

Aarav terdiam, tidak bisa berkata-kata lagi. Pemikiran Mamanya terlalu jauh saat ini.

"Aarav dengarkan Mama. Kamu putra satu-satunya Mama dan Papa. Dan tentu saja, Mama dan Papa ingin mendapatkan penerus juga darimu. Kamu dan Dion sama-sama pria, kalian tidak akan bisa mendapatkan keturunan jika bersama."

Aarav menghela nafasnya. Kemudian memegang kedua tangan Mamanya seraya berkata. "Mom, trust me! Aku normal, aku menyukai wanita."

"Kalau begitu buktikan! Mama akan menjodohkan kamu dengan putri teman Mama. Setuju?"

"No!"

"See? Kamu berkata menyukai wanita. Tapi ketika Mama hendak mengenalkan kamu dengan putri teman Mama, kamu langsung menolak tanpa pikir panjang."

"Astaga Mama. Bagaimana aku harus membuatmu mengerti." Gumam Aarav pasrah. 

"Mama ingin mengenalkan mu dengan putri teman Mama. Kamu pasti akan menyukainya. Dia cantik, pintar, bertutur kata yang sopan. Sangat sempurna untuk putra tampanku ini."

A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang