Part 19

22 2 0
                                    

Daniza melirikkan bola matanya kearah samping, ke arah Aarav yang sedang fokus menyetir dengan ekspresi datar di tengah kebungkamannya. Pria itu terlihat sangat tampan, dengan rahang yang begitu tegas. Ia masih tidak menyangka, pria yang duduk di sampingnya ini menyukai dirinya.

Namun di detik berikutnya Daniza langsung meluruskan iris matanya ke depan, ketika Aarav memergokinya yang terus menatapnya karena pria itu yang tiba-tiba menoleh kearahnya.

"Ada apa?" Todong Aarav kemudian seraya meluruskan kembali pandangannya ke depan.

"Eum bukankah sebelumnya kamu mengatakan ingin membicarakan suatu hal denganku?"

"Apa keputusan mu?"

Mendengar itu Daniza langsung gugup seketika. Lidahnya menjadi kelu, tidak tahu harus berkata apa. Hatinya sebenarnya sudah mengatakan iya, tapi logika masih menolak. Otaknya masih terus menerus mengatakan 'Bagaimana bisa pria seperti Aarav menyukainya', 'Apa yang pria itu lihat dalam dirinya', 'Banyak wanita yang lebih sempurna daripada dirinya'. Ya kata-kata seperti itu terus menerus menghantui kepalanya.

"Hei aku bicara denganmu." Aarav menjentikkan jarinya beberapa kali di hadapannya Daniza, mencoba untuk menyadarkan wanita itu dari lamunannya.

"Sorry sir."

"Aku bukan boss mu lagi, panggil aku dengan nama ku saja."

"B-baiklah, Aarav."

"Terdengar lebih baik. Oh ya jadi apa keputusan mu?"

"Aku masih butuh waktu, aku akan menjawabnya nanti saja."

Aarav menarik kedua tangan Daniza untuk di genggamnya. Ditatapnya dengan lekat iris mata coklat milik wanita itu. "Baik, tidak apa jika kamu masih belum menemukan jawaban. Tapi aku hanya ingin mengatakan bahwa kita bisa saling mengenal dulu satu sama lain. Kamu tidak perlu menyukai ku untuk saat ini, cukup buka saja hatimu dan biarkan aku masuk ke dalamnya."

Daniza termenung beberapa saat mendengar pernyataan yang Aarav katakan. Dirinya kembali dilema. Tidak tahu harus berbuat apa. Ia hanya diam, sambil menatap Aarav yang juga saat ini sedang memusatkan perhatiannya pada dirinya.

"Kita sudah sampai di depan tempat kerjamu. Aku akan menjemputmu nanti." Tangan Aarav naik, mengelus puncak kepala Daniza dengan lembut.

Daniza yang diperlakukan seperti itu, langsung merasakan jantungnya mulai menggila. Sebuah perhatian kecil dari Aarav, benar-benar bisa berefek besar pada dirinya.

"A-aku pergi dulu." Pamit Daniza dengan gugup. Dirinya lantas langsung keluar dari mobil Aarav, dan langsung berlari masuk ke dalam tempat kerjanya.

***

"Daniza aku butuh penjelasan!" Kirana dengan hebohnya berlarian kearah kabin kerja yang Daniza tempati. Wanita dengan rambut bondol itu langsung memutar kursi kerja milik Daniza, agar wajah wanita itu berhadapan dengan nya.

"Kirana apa yang kamu lakukan? Aku sedang membuat desain." Omel Daniza merasa terganggu dengan kedatangan kirana, sahabatnya di temani ia bekerja.

"Apa yang sudah terjadi selama perjalanan mu di India?"

"Maksud?" Daniza menautkan kedua alisnya bingung.

"Aku melihat gambar yang Pak Aarav posting di Instagram nya. Itu fotomu bukan?!" Todong Kirana.

Mendengar itu Daniza langsung gelagapan, tidak tahu harus berkata apa.

"A-aku tidak tahu apa-apa tentang postingan itu."

"Apa hubungan mu dengan Pak Aarav sebenarnya? Kenapa Pak Aarav sampai memposting wajahmu di feed Instagram miliknya?"

"Bagaimana kamu tahu jika wajahku di posting di akun Instagram nya?"

A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang