Prameswari Series 3
Pada siapa harus ku tanyakan, mengapa jadi begini.
Seluruh dunia membisu.
Kemana harus ku cari momen kebahagiaan.
Bahkan sang waktu pun tidak meninggalkan jejak disini.
Setelah selesai mengikat rambutnya, Daniza tersenyum melihat pantulan wajahnya di cermin rias yang berada di hadapannya. Ia baru saja selesai bersiap-siap. Seperti yang Dion katakan, pagi ini dirinya dan pria itu akan pergi menemui beberapa orang untuk keperluan dekorasi pernikahan Aarav lusa nanti.
Daniza memutar balik tubuhnya perlahan, mengecek penampilannya dari atas sampai bawah. Outfit casual yang ia kenakan pagi ini tidak buruk menurutnya. Hanya tank top putih sebagai atasan, dan celana bahan bewarna kuning sebagai bawahan. Ia merasa Mumbai cukup panas, jadi menurutnya mengenakan atasan berlengan pendek itu bisa menjadi solusi.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara ketukan pintu membuat Daniza mengalihkan pandangannya dari cermin. Ia pun lantas melangkahkan kakinya, hendak melihat siapa yang baru saja mengetuk pintu kamarnya tadi.
"Ada apa sir?" Tanya Daniza ketika melihat Aarav yang berdiri di balik pintu kamarnya yang tadi tertutup.
"Kamu akan pergi?" Aarav berbalik bertanya. Ia menatap penampilan Daniza dari atas sampai bawah. Menurutnya wanita itu hendak pergi ke suatu tempat.
"Iya, aku akan pergi bersama Dion untuk mengunjungi beberapa tempat."
"Aku akan ikut dengan kalian."
"Ha?" Daniza cengo. Apa kata boss-nya itu barusan. Ikut? Yang benar saja. Lagipula apa pria itu tidak memiliki kepentingan apapun sampai berniat untuk ikut pergi dengannya.
"Dion juga masih baru di kota ini. Kalian akan tersesat nanti."
"Tapi sir tidak perlu repot-repot. Dion sudah memesan driver online untuk mengantar kami."
"Aku akan menunggu kalian di bawah." Aarav tidak mengindahkan perkataan Daniza. Pria itu selalu saja memutuskan sesuatu dengan keinginannya.
"Baiklah, kalau begitu." Tidak ada gunanya membantah ucapan Aarav bukan? Pria itu tidak pernah mau kalah.
- - -
Sesampainya di lantai bawah, Daniza di suguhkan dengan banyak orang. Ada Dyra, Aarav, Dion, dan tunggu dulu, Shanaya? Shanaya di mansion sini? Apakah wanita itu juga akan ikut bersamanya dengan Aarav dan Dion. Tapi mereka kan akan pergi untuk mengurus pekerjaan, bukan berkeliling kota Mumbai.
"Sampaikan salam ku pada Mama mu. Terima kasih atas makanannya." Ucap Dyra menerima paper bag coklat yang berisi kotak makanan yang Shanaya sodorkan.
"Iya Tante, pasti."
"Shanaya kamu sudah bertunangan dengan Aarav. Bahkan lusa acara mehndi mu. Tapi kenapa masih memanggil dengan sebutan Tante. You can call me mom, like Aarav honey."
Ternyata kehadiran Shanaya datang ke mansion untuk mengantarkan makanan, atas pesan Mamanya. Bukan untuk ikut bersama dengan Aarav dan Dion pergi. Pikir Daniza ketika melihat percakapan singkat di antara Dyra dan Shanaya.