Tok..tok..tok..
Terdengar suara ketukan pintu beberapa kali. Shanaya yang sedang sibuk memasang masker kecantikan di wajahnya, lantas mengalihkan pandangannya ke arah sumber suara.
"Masuklah, pintunya tidak terkunci." Katanya kemudian, mempersilakan orang yang tadi mengetuk pintu kamarnya itu untuk masuk.
Pintu kamar Shanaya pun terbuka, menampilkan wajah cantik seorang wanita paruh baya yang datang dengan membawa sebuah mangkuk berisi buah-buahan di tangannya.
"Mama belum tidur?" Tanya Shanaya menyapa wanita paruh baya yang di panggilnya dengan sebutan 'Mama' tadi.
"Mama membawakanmu beberapa buah-buahan, makanlah." Balas wanita yang kerap di sapa dengan panggilan Mira itu.
"Thanks Mom." Shanaya tersenyum, kemudian menerima sodoran mangkuk berisi buah-buahan yang tadi Mamanya sodorkan untuknya.
"Bagaimana Shanaya?"
"Apanya yang bagaimana Ma?"
"Bagaimana keadaanmu? Semua baik-baik saja? Aman terkendali? Tidak ada masalah?"
Mengerti kemana arah pembicaraan yang Mira maksud, Shanaya pun mengangguk sebagai balasan. "Semua baik, hanya saja tadi aku sempat merasa mual karena mencium aroma parfum seseorang."
"Lalu bagaimana dengan Aarav dan keluarganya? Tidak ada yang melihatmu dalam keadaan seperti itu bukan?"
"Aman Ma, semua baik-baik saja. Tidak ada yang melihat ku, kecuali seorang wanita bernama Daniza."
"Siapa Daniza?"
"Dia adalah seorang yang di pekerjakan Tante Dyra untuk mengurus semua acara."
"Dia tidak curiga?"
"Tidak sama sekali, dan aku juga sudah menyuruhnya untuk jangan memberitahukan kejadian itu pada siapapun."
"Syukurlah. Lalu di pagi hari? Kamu masih sering merasa mual?"
"Jika di pagi hari, iya. Aku masih sering mengalami morning sickness."
"Mama akan menghubungi dokter Layla nanti untuk meresepkan beberapa obat untuk menghilangkan rasa mual berlebihan untukmu."
Shanaya tersenyum, kemudian memeluk tubuh Mira dengan gaya menyamping sembari berucap. "Aku mencintaimu Mom!"
"Mama juga sangat mencintaimu sayang." Mira tersenyum kemudian lanjut mengecup kepala Shanaya sekilas. "Oh ya jangan tidur terlalu larut, besok pagi adalah upacara haldi." lanjutnya.
"Baik Ma. Setelah aku selesai memakai masker ini aku akan langsung tidur."
"Baiklah, kalau begitu Mama akan kembali ke kamar untuk beristirahat."
"Good night Mom, sleep well!"
"Good night too dear!"
***
Pagi harinya, semua orang yang berada di mansion milik keluarga Prameswari nampak sibuk mempersiapkan upacara haldi yang akan diadakan di halaman belakang mansion. Ada yang sibuk mempersiapkan dekorasi, ada yang sibuk dibagian makanan, dan juga lain-lain.
Daniza yang saat ini sedang sibuk mendokarasi tempat duduk kedua mempelai lantas menolehkan pandangannya tatkala seseorang memanggil namanya.
Dan dilihatnya Dyra, ibu dari bossnya yang terlihat cantik dengan balutan saree bewarna kuning datang mendekat menghampirinya.
"Yes mam, apakah butuh sesuatu?" Tanya nya kemudian.
"Antarkan ini ke kamar Shanaya, katakan padanya untuk memakai kalung ini nanti." Dyra menyerahkan sebuah paper bag berwarna coklat kepada Daniza.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Secret
RomantizmPrameswari Series 3 Pada siapa harus ku tanyakan, mengapa jadi begini. Seluruh dunia membisu. Kemana harus ku cari momen kebahagiaan. Bahkan sang waktu pun tidak meninggalkan jejak disini.