"Apa kamu baru saja mengganti pakaianmu?" Ucap Dyra ketika menyadari pakaian yang Daniza kenakan sudah berganti, yang awalnya mengenakan jeans menjadi mengenakan floral dress.
"Iya, Nyonya." Jawab Daniza seadanya.
"Daniza terpeleset dan jatuh ke dalam kolam tadi. Bajunya basah, dan Shanaya meminjami dia pakaian Shanaya." Timpal Shanaya menjelaskan alasan mengapa Shanaya mengganti pakaiannya.
"Kamu baik-baik saja sekarang?" Tanya Dyra seraya memfokuskan pandangannya kearah Daniza yang sedang menegak air minumnya.
"Saya baik Nyonya." Jawab Daniza tersenyum, lalu menyeka sisa air minum di bibirnya menggunakan punggung tangannya.
Sementara Aarav hanya diam, tidak berkomentar apapun. Ia memilih untuk memakan nasinya dalam diam.
Saat ini Dyra, Shanaya, Daniza, juga Aarav sedang duduk di meja makan menikmati makan siang mereka. Setelah kejadian di kolam renang tadi, Daniza tidak pernah lagi berinteraksi dengan Aarav. Pria itu meninggalkannya bersama Shanaya, dan saat ini hanya membisu menunduk menikmati makan siangnya.
"Mamanya peduli sesama, sementara putranya benar-benar pria yang kejam." Batin Daniza sambil menatap lurus kearah Aarav yang duduk di kursi yang berada di seberangnya.
Merasa seseorang memperhatikannya, Aarav lantas mengangkat pandangannya. Dan benar saja, di depannya ada Daniza yang sedang memperhatikannya. Namun di detik selanjutnya, wanita itu langsung memutuskan kontak matanya dengan memilih menatap objek lain.
"Daniza." Panggil Aarav kemudian.
"Yes sir?" Balas Daniza ketika Aarav memanggil namanya.
"Selesai makan, temui aku di gudang yang berada di lantai dua." Setelah mengatakan hal itu Aarav langsung bangkit dari duduknya dan memilih untuk meninggalkan meja makan. Ia lanjut melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju ke lantai dua.
"Baik Sir." Daniza mengangguk kemudian segera menghabiskan makan siangnya. Ia ingin agar urusannya dengan pria itu cepat selesai hari ini. Sudah cukup kesialan di kolam renang tadi yang menjadi tragedi buruknya hari ini.
***
Selesai Daniza menghabiskan makan siangnya, ia langsung melangkahkan kakinya menuju ke lantai dua. Menuju kearah sebuah gudang yang sebelumnya sudah Aarav kenalkan saat ia berkeliling bersama dengan pria itu sebelumnya.
Dengan perasaan sedikit takut, Daniza menggerakkan kakinya memasuki gudang tempat dimana Aarav menunggunya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitarnya, mencoba mencari keberadaan Aarav. Namun nihil, pria itu tidak terlihat di manapun. Apakah boss barunya itu sedang mengerjainya?
Cahaya lampu temaram di dalam gudang itu menambah kesan horor bagi dirinya. Ditambah di dalam ruangan itu, banyak benda yang di tutupi dengan kain putih. Ia sangat parnoan ketika dihadapkan dalam situasi seperti ini.
"Sir? Anda dimana?" Ucapnya sambil melangkahkan kakinya semakin dalam memasuki gudang itu. Gudang ini berukuran lumayan besar, dan dipenuhi dengan berbagai macam benda. Juga ukuran gudang ini lebih besar dari ukuran kamarnya.
"Sir? Anda tidak sedang bermain petak umpet denganku bukan?" Daniza menegak salivanya dengan susah. Tidak ada balasan apapun dari Aarav. Ia mulai merasakan hawa di sekitarnya mencekam. Keringat dingin mulai mengalir di pelipisnya.
"Sir? Anda mendengar suaraku?"
"AAAA!!!" pekik Daniza dengan volume nyaring. "Jangan sakiti aku! Aku mohon! Aku sangat takut!" Ucapnya dengan ritme yang sangat cepat seperti orang nge-rap ketika merasakan seseorang menepuk pundaknya dari arah belakang. Ia memilih untuk memejamkan kedua matanya tidak berani untuk menolehkan pandangannya kebelakang. Detak jantungnya langsung menggila. Ia begitu takut saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Secret
RomancePrameswari Series 3 Pada siapa harus ku tanyakan, mengapa jadi begini. Seluruh dunia membisu. Kemana harus ku cari momen kebahagiaan. Bahkan sang waktu pun tidak meninggalkan jejak disini.