Part 17

24 3 0
                                    

Shanaya menolehkan pandangannya kearah Aarav, ditatapnya pria itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Sayang apa maksud perkataan Aarav?" Tanya Dyra sembari memegang sebelah pundak Shanaya.

Shanaya mengalihkan pandangannya, ketika sebelah pundaknya lagi tiba-tiba dipegang oleh seseorang. Itu Mira, Mamanya.

"Ma..." Panggil Shanaya pelan. Saat ini dirinya benar-benar merasa takut. Dirinya sedang disidang oleh keluarga besar Aarav.

"Jelaskan sayang." Balas Mira sembari menggenggam sebelah tangan Shanaya, mencoba untuk menguatkan putrinya itu.

Shanaya mengambil nafas panjang sebelum dirinya berucap. "Apa yang Aarav katakan itu benar, aku saat ini sedang hamil dan ini bukan anaknya Aarav. Aarav sama sekali belum pernah menyentuhku. Bayi yang aku kandung saat ini, adalah hasil sebuah kecelakaan yang terjadi diantara aku dan mantan pacarku. Mantan pacarku mencampakan aku. Aku tidak ingin anak ku tumbuh tanpa seorang ayah. Itu sebabnya aku ingin menikah dengan Aarav." Bulir air mata mulai berjatuhan di pipi Shanaya ketika menjelaskan apa yang selama ini sembunyikan. Pepatah yang mengatakan sepandai pandai menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium juga itu benar adanya. Seberapa keras dirinya mencoba untuk menyembunyikan kehamilannya ini, ternyata sia sia. Rahasia yang ia tutup rapat, akhirnya terbongkar juga.

Semua orang yang hadir diacara pada malam hari ini terkejut, terkecuali Aarav yang menampilkan ekspresi datarnya. Berbanding terbalik dengan Dyra, Mamanya yang nampak begitu syok mendengar fakta baru tentang calon menantunya itu.

"Shanaya, Aku tidak mengharapkan ini darimu Nak. Bagaimana bisa kamu menyembunyikan fakta sebesar ini dari kami semua." Dyra nampak begitu kecewa dengan Shanaya. Dirinya pikir Shanaya adalah wanita yang sangat pas untuk menjadi pendamping putra semata wayangnya itu. Ternyata ia salah. Wanita yang hendak ia akan jadikan sebagai menantunya itu ternyata hendak untuk mencoba menipu seluruh keluarganya.

"Maafkan putriku Dyra, seharusnya aku tidak menyembunyikan ini darimu dan dari semua keluargamu." Mira angkat bicara, dikarenakan Shanaya sudah tidak memiliki keberanian lagi untuk menghadapi situasi saat ini.

"Mira kamu melakukan kesalahan besar dengan menyembunyikan ini dariku dan semua keluargaku! Dan aku bersyukur semuanya terungkap sebelum hari pernikahan mereka."

"Dyra aku tidak bermaksud untuk menipumu maupun menipu Aarav. Aku seorang ibu yang tidak berdaya Dyra. Aku tidak ingin putriku menjadi single parent. Jadi aku melakukan ini untuknya. Aku yang menyarankan dia untuk menyembunyikan ini semua darimu."

"Aku menginginkan penerus hanya dari darah daging putraku sendiri Mira! Aku tidak ingin anak yang aku tidak tahu siapa ayahnya itu menjadi penerus dari keluargaku kelak. Jadi aku minta maaf aku tidak bisa melanjutkan ini semua."

"Apa yang kamu katakan Dyra, kita masih bisa membicarakan ini baik-baik bukan?" Mira mencoba untuk menggapai tangan Dyra, mencoba untuk memohon agar Dyra tidak membatalkan pernikahan putrinya dengan Aarav. Namun sayang, Dyra langsung menarik tangannya.

Dyra sama sekali tidak menggubris perkataan Mira. Dirinya memilih untuk pergi, meninggalkan acara yang sedang berlangsung.

***

Daniza menutup kedua matanya, menikmati angin malam yang menerpa wajahnya tanpa permisi. Saat ini dirinya sedang duduk seorang diri di balkon kamarnya, mencoba menenangkan dirinya dari semua kejadian pada hari ini.

"Apa yang kamu pikirkan."

Suara yang sangat familiar di telinganya itu kembali terdengar dan membuat Daniza membuka kedua matanya. Dilihatnya Aarav kini berdiri di sampingnya dengan kedua tangan yang dimasukkan kedalam saku celananya.

A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang