Part 6

55 5 4
                                    

"Pa Aarav ingin bicara dengan Papa." Ungkap Aarav yang baru saja menginjakkan kakinya di area meja makan. Pria berpostur tinggi 1,83 m itu, menatap sekilas kearah Shanaya yang saat ini sedang menatapnya.

Rio, Papanya yang hendak memasukkan sesendok nasi langsung beralih menatap kearahnya. "Makan sarapanmu dulu." Ucapnya kemudian.

"Aarav akan menunggu di ruangan kerja Papa."

Setelah berkata seperti itu, Aarav langsung berlalu pergi dari hadapan Rio, Dyra, dan Shanaya yang sedang duduk menyantap sarapan di meja makan. Mengabaikan ucapan Papanya, yang menyuruhnya untuk memakan sarapannya terlebih dahulu.

Dyra memegang sebelah tangan suaminya yang berada diatas meja, kemudian bertanya. "Apa ada masalah?"

"Fokus pada sarapanmu Dyra." Balas Rio tanpa ekspresi mengabaikan pertanyaan istrinya, kemudian ia lanjut memakan sarapannya.

***

"Matamu terlihat kurang tidur." Ucap Rio yang ditujukan untuk Aarav yang saat ini sedang duduk di sebuah sofa di ruangan kerja miliknya. Setelah sarapan, ia langsung mengikuti kemauan putranya itu yang memintanya untuk berbicara berdua.

"Duduk Pa." Balas Aarav kemudian mempersilakan Papanya untuk duduk di sampingnya. Pria yang sudah lumayan berumur itu menurut, kemudian mendudukkan tubuhnya di samping tubuh putranya.

"Katakan." Rio menatap lurus kearah Aarav, siap mendengar apa yang ingin putranya itu katakan.

"Papa tahu tentang masalah perusahaan yang aku pimpin di London itu mengalami kerugian yang besar?" Aarav ikut memfokuskan pandangannya kearah Papanya yang saat ini sedang duduk di sampingnya.

Rio mengangguk sebagai jawaban. "Papa tidak mengharapkan itu semua darimu." Ucapnya kemudian dengan raut wajah seriusnya.

"Sorry, i was a little careless that time."

"Sorry doesn't change anything, Son. Dan kecerobohan mu itu memiliki dampak yang sangat besar. Kamu orang yang selalu teliti dalam segala hal. But right now, we lose £ 7.000.000! "

Aarav menundukkan kepalanya. Ia akui ia salah dan kurang teliti waktu itu. Papanya benar, maaf tidak bisa mengubah segalanya. Sekarang semuanya sudah terjadi, dan hal yang bisa ia lakukan hanyalah menyesali semuanya.

"Setelah semua yang sudah terjadi, kamu bahkan tidak memberitahu Papa tentang hal ini. Dan meminta Abhimanyu untuk mengurus masalahmu! Papa mengetahui semuanya ketika Papa bertemu dengan Kakekmu beberapa waktu yang lalu."

"Sorry Pa.."

"Ceritakan semuanya."

"Perusahaan yang aku pimpin akan melakukan kerja sama dengan perusahaan milik Mr. Dawson. Aarav mengundang Mr. Dawson untuk menghadiri sebuah pertemuan di ballroom hotel milik kita untuk membahas kesepakatannya. Tapi semua berkas penting yang akan Aarav bawa untuk pertemuan itu hilang dan tiba-tiba di temukan di sebuah tempat sampah. Semuanya mnejadi kacau pagi itu. Aarav kemudian memilih untuk membatalkan pertemuan hari itu, dan menggantinya dengan hari esok agar persiapannya menjadi lebih matang. Dan ya, Aarav melakukan itu semua secara mendadak. Dan Abhimanyu berkata, bahwa Mr. Dawson mengira aku mempermainkan dirinya, karena membatalkan dan mengadakan pertemuan sesuai hatiku seperti itu.

Rio mengusap wajahnya dengan kasar. Ia lalu beralih menatap kearah putranya dengan tatapan yang tidak terbaca.

Plak!

Sebuah tamparan keras kemudian mendarat begitu tiba-tiba di pipi Aarav setelah Papanya menatapnya tadi. "You deserve it, for all your dumbs! Papa tidak akan membiarkanmu bekerja dulu untuk saat ini, sampai pernikahan mu dengan Shanaya selesai! Mungkin dengan jeda itu, kepalamu dapat menjadi pintar seperti semula!"

A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang