"terima kasih nak Reza." Ucap Sandra dengan begitu tulus. Andai saja kemarin Reza tak menyelamatkan putrinya, entah akan sehancur apa hidup Sandra saat ini."Tidak perlu berterima kasih Tante." Balasnya sopan.
Sandra tersenyum tipis pada Reza, beruntungnya putrinya memiliki teman sebaik Reza. Bahkan Reza lah yang membayar biaya rumah sakit Maisha semalam. Kemarin Maisha pingsan dipelukan Reza dan langsung dibawa kerumah sakit. Dokter mengatakan Maisha kelelahan dan terlalu stres, Maisha baru diizinkan pulang setelah infusnya habis dan infusnya habis subuh tadi.
Selama semalaman Reza dan Zaki lah yang menemani, sedangkan Rangga harus pulang karena sudah dicari oleh orangtuanya. Kebetulan Zaki adalah anak kos jadi tidak ada yang mencari, sedangkan Reza orangtuanya jarang dirumah.
Subuh tadi mereka baru mengabari Sandra karena handphone gadis itu mati kehabisan baterai.
🍉🍉🍉
Tiga hari telah berlalu sejak kejadian Maisha ingin bunuh diri, kabar tentang Reza yang akan bertanggung jawab kepada Maisha pun sudah sampai ke telinga Willy. Dan jujur hal itu sangat amat menganggu pikirannya.
Seperti sekarang disaat semua temannya sedang asik menikmati makan siangnya dikantin dengan diselingi canda tawa Willy justru melamun, bukan sembarang melamun dia sebenarnya tengah memperhatikan Maisha yang sedang makan bersama teman-temannya.
"Makan Wil." Tegur Reza. Sebenarnya dia tau apa yang menganggu pikiran temannya itu dan dia merasa senang, artinya tujuannya tidak lama lagi akan kesampaian.
Seolah kembali tertarik kembali kesaat ini Willy dengan linglung langsung menyambar batagor didepannya. Mata mereka melotot melihat itu.
"Enak Wil?" Willy mengangguk semangat menanggapi pertanyaan Rangga.
"Tapi itu batagor gue." Sekarang gantian mata Willy yang membola.
"Kenapa gak bilang!" Sentaknya kesal. Bukan karena itu makanan Rangga tapi masalahnya dia alergi kacang, walaupun efeknya hanya gatal-gatal tapi tetap saja itu sangat menjengkelkan.
"Lo nya aja yang asal serobot."
"Udah gak usah berantem, gue cariin susu dulu." Ucap Zaki berdiri dari duduknya. Willy memang sangat merepotkan.
"Ki inget susu sapi bukan susu yang lain." Pringat Rangga ambigu dan langsung disambut gelak tawa oleh yang lainnya. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan ucapan pria itu tapi gerlingan matanya yang membuat otak-otak 18+ mereka trevling.
"Lo yakin biarin Maisha sama Reza, ikhlas Lo anak Lo manggil papa ke orang lain." Bisik Glen pelan ditengah-tengah gelak tawa yang lainnya. Wajah Willy memang masih stay cool tapi dari matanya bisa terlihat kilatan amarah didalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
accident
Teen Fiction"Gue hamil." Hanya dengan satu kata itu sudah berhasil memporak-porandakan kehidupan mereka. Maisha Kejora Prahadi tidak pernah berfikir akan mengandung anak dari musuhnya sendiri, orang yang paling dihindari dalam hidupnya tapi kini mau tidak mau M...