SeninMendengarnya saja sudah membuat siapapun menjadi malas, hari awal yang menjadi pembuka untuk satu minggu yang akan datang itu sangat menyebalkan terutama bagi kaum pelajar.
Ya karena apalagi kalau bukan karena upacara yang diwajibkan setiap hari Senin tiba, tidak peduli hujan badai hingga panas benderang upacara itu tetap dilaksanakan.
Seperti halnya yang dialami oleh siswa siswi SMA Bima sakti hari ini, panas matahari yang terasa lebih panas daripada hari biasanya membuat beberapa siswa pingsan, entah hanya alasan atau memang benar-benar tidak kuat. Anak PMR pun juga ikut kuwalahan menghadapinya.
Dibarisan paling belakang terdapat 2 gadis cantik yang terlihat begitu hikmat menjalankan upacara, lebih tepatnya mendengarkan keluh kesah sang kapsek yang dari 20 menit lalu tidak selesai selesai, benar-benar tidak memikirkan kondisi muridnya yang sudah mengeluh kepanasan.
"Lis kok kepala gue pusing ya." Adu Maisha pada Lisa yang membuat gadis itu diserang panik seketika.
"Istirahat aja gimana, muka lo juga kelihatan pucet." Sarannya yang langsung disambut dengan gelengan Maisha.
"Nanggung, dikit lagi kelar ini." Jawabnya disertai ringisan kecil.
"UKS aja deh."
"Gapapa, gue masih kuat kok."
"Yakin?"
"Iya, Lisa." Ucapnya menyakinkan.
Jika sudah begini Lisa tidak dapat memaksa lagi, nanti kalau dipaksa malah nangis kayak kejadian waktu bala-bala gimana? Bisa-bisa kena amuk si Willy lagi.
3 menit
Rasa pusing Maisha masih belum hilang
4 menit
Bukannya menghilang rasa pusingnya justru bertambah
5 menit
Kepalanya mulai terasa berputar-putar
6 menit
Pandangan nya mulai mengabur dan
7 menit
Bruk
Maisha terjatuh pingsan tepat dimenit ketuju
"MAISHA!" pekik Lisa spontan.
Beberapa orang mengalihkan atensinya pada mereka, si kembar Ravela dan Rafeli yang semula ada dibarisan tengah pun ingin menyusup kebelakang tetapi tatapan tajam dari pak Bagas menghentikan aksi keduanya.
Beberapa anak PMR yang berada didekat sana menghampiri.
"Langsung dibawa ke UKS kak." Ucap gadis berjilbab putih dengan rompi PMR berwarna birunya.
Lisa mengangguk lalu membantu gadis berjilbab putih itu untuk menggotong Maisha, tetapi belum sempat mereka menggotong Maisha lebih dulu datang seorang pria yang langsung mengangkat tubuh Maisha tanpa banyak bicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
accident
Teen Fiction"Gue hamil." Hanya dengan satu kata itu sudah berhasil memporak-porandakan kehidupan mereka. Maisha Kejora Prahadi tidak pernah berfikir akan mengandung anak dari musuhnya sendiri, orang yang paling dihindari dalam hidupnya tapi kini mau tidak mau M...