Untuk sesaat suasana menjadi sedikit cangung hingga akhirnya Dewangga membuka suara kembali.
"Lo ada perlu apa sama gue?"
Maisha kembali mendongak dan tersenyum tipis lalu mengutarakan pertanyaan.
"Kak beberapa bulan lalu kata temen aku dia liat kakak disekolah ku waktu aku pingsan, apa bener?"
Sebelum menjawab pria berstatus suami Clara itu menyesap pelan kopi pesanannya.
"Iya, gue waktu itu lagi survei sekolah karena mau jadi donatur. Gak munafik gue emang mata-matai si Willy, gue pengen tau mereka masih jalin hubungan atau enggak dan ternyata gue malah dapat fakta yang mencengangkan."
"Dan sorry mungkin kali bukan karena mulut gue bocor ke Clara tentang Willy yang udah nikah cewek itu gak akan pernah ganggu rumah tangga kalian, sekali lagi maaf..." Ucapnya dengan penuh penyesalan.
Buru-buru Maisha menggeleng. "Bukan kakak yang salah ngapain minta maaf."
Dewangga hanya tersenyum.
"Ada lagi yang mau ditanyain?"
Maisha tidak langsung membuka suara, terlihat menimbang-nimbang bagiamana pun pertanyaan ini agak tidak enak didengar hingga tatapan teduh Dewangga meyakinkannya.
"Soal Willy sama Clara yang ciuman di rumah sakit..."
"Willly bilang itu pura-pura dan aku udah cek cctv cuma gak bisa denger yang mereka bicarain, bukannya aku enggak percaya sama Willy.... cuma aku harus memastikan semuanya." Ucapnya pada akhirnya.
"Oh itu... gue ada disana waktu itu tapi Lo sama temen Lo mungkin gak sadar."
Maisha tentu terkejut dan ingin mempertanyakan semuanya namun dirinya tahan, biarlah Dewangga menjelaskan semuanya.
Laki-laki itu terlihat menerawang, matanya menatap lurus pada jendela yang sudah Maisha pastikan bukan pemandangan jalanan luarlah yang dilihat.
"Gue pernah bilang ke Clara untuk membuktikan kalo Willy masih cinta sama dia, dan kalo itu benar gue akan melepas Clara saat itu juga...
"Mungkin dia ngira dengan ciuman aja udah cukup padahal Willy udah jatuh hati ke Lo dikiranya gue gak tau apa." Ucapnya diakhiri kekehan.
"Kakak tau?"
"Tau dong kan gue mata-matai Willy, setidaknya sampai anak gue lahir."
"Lo jangan Cepu." Katanya mewanti-wanti dengan sedikit candaan.
"Enggak kak."
"Makasih untuk semua penjelasannya kak." Ucapnya dengan senyum setulus mungkin.
"Sama-sama, pertahankan terus rumah tangga kalian oke?"
"Dan... Sha. Tolong sampai salam buat Andriana dan papi mami."
Dari Andriana dan Dewangga, Maisha belajar bahwa walaupun keduanya saling mencintai hingga restu keluarga menyertai, tidak menjamin takdir akan selalu memihak keduanya untuk bersatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
accident
Teen Fiction"Gue hamil." Hanya dengan satu kata itu sudah berhasil memporak-porandakan kehidupan mereka. Maisha Kejora Prahadi tidak pernah berfikir akan mengandung anak dari musuhnya sendiri, orang yang paling dihindari dalam hidupnya tapi kini mau tidak mau M...